TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Surabaya terdapat dua sesar atau patahan aktif, yakni sesar Surabaya dan Waru. Adanya dua sesar ini mengakibatkan Surabaya berpotensi gempa.
Dosen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Amien Widodo, mengatakan jika gempa dari sesar itu berkekuatan 6,5 SR, bisa merusak bangunan dan tanah di Kota Pahlawan.
Amien mengatakan selain melakukan pemetaan terhadap tanah di Surabaya sebagai upaya pencegahan kerusakan akibat bencana gempa, ada hal lain yang perlu diperhatikan.
Amien mencontohkan keberadaan tanaman mangrove di pesisir pantai Surabaya. Amien menuturkan mangrove di pantai manfaatnya banyak sekali, satu di antaranya sangat penting untuk menahan tsunami.
"Mangrove di Wonorejo besar-besar. Fungsinya pohon (mangrove) bisa menahan dari material yang dibawa oleh ombak tsunami dan mengurangi kecepatan dari tsunami," kata Amien, Senin (15/10/2018).
Amin mencontohkan sebagaimana video tsunami di Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu, yang sempat viral.
Gelombang tsunami yang menerpa pohon di pesisir pantai tidak langsung menerpa pemukiman penduduk.
Malah sebaliknya, sisi yang tidak dialingi pohon, langsung menggulung rumah penduduk habis.
"Ini pentingnya mangrove dalam kaitannya mencegah bencana," tutupnya.