TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA - Hujan yang mengguyur wilayah Badung pada Selasa (6/11/2018) petang hingga Rabu (7/11/2018) pagi menyebabkan Gedung Badung Command Center (BCC) jebol dan bocor.
Padahal Gedung BCC yang menghabiskan anggaran hingga Rp 47,4 miliar ini baru saja selesai dibangun.
Rencananya akan diujicoba pada Sabtu (10/11/2018), kemudian diresmikan bertepatan puncak peringatan HUT ke-9 Mangupura pada 16 November 2018 mendatang.
Jebolnya atap dan plafon di lantai tiga gedung ini menyebabkan pelayanan internet terganggu, lima server dengan harga ratusan juta milik Diskominfo terkena air hujan.
Tak hanya itu, HyperFlex yang merupakan alat pembantu penyebaran aplikasi server Command Center juga terendam air.
HyperFlex dengan kisaran harga Rp 1,5 miliar ini merupakan nyawa Commad Center.
Kepala Dinas Kominfo Badung, I Wayan Weda Darmaja, saat ditemui di lokasi, Rabu (7/11/2018), tampak pusing dengan kejadian ini.
Piranti yang dibeli di luar negeri kini terancam rusak akibat gedung bocor.
Baca: Hanya 9 Wakil Lolos ke Perdelapan Final Fuzhou China Open dan Perang Saudara Terjadi Lagi
Ia menjelaskan, HyperFlex berfungsi untuk menyimpan semua data.
Bahkan jika server-server rusak, HyperFlek ini juga bisa menyimpan data sever dari aplikasi yang akan di-launching.
Yang membuat Weda makin pusing, piranti berharga miliaran rupiah ini masih milik rekanan.
Apakah rekanan bakal menggantinya dengan yang baru, atau malah Diskominfo yang harus menggantinya sendiri karena diakibatkan kebocoran gedung BCC.
"Ini (HyperFlex) belum seutuhnya milik kita. Ini masih menjadi milik rekanan, karena mereka belum memasangnya. Sebenarnya kalau yang kita terima kondisinya rusak kan masih bisa diganti. Tapi ini karena gedung kita yang bocor sehingga HyperFlex menjadi terkena air, saya masih belum tahu bagaimana nantinya," tutur Weda.
Baca: Empat Jenazah Korban Lion Air PK-LQP Asal Bangka Belitung Diterbangkan ke Pangkalpinang Hari Ini
Untuk server, ia belum memastikan apakah rusak atau tidak setelah terkena air hujan.