TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Insiden mewarnai pertunjukan drama kolosal Surabaya Membara di Jl Pahlawan, Surabaya, Jumat (9/11/2018) malam.
Sejumlah penonton tewas dan luka-luka setelah kereta api melintas di viaduk yang dipenuhi penonton pertunjukan.
Menanggapi insiden ini, Taufik Monyonk alias M Taufik Hidayat selaku ketua Komunitas Surabaya Membara menjelaskan bahwa tragedi di atas viaduk Jl Pahlawan itu ada di luar kendali panitia.
Dia mengaku sudah mengingatkan berulang kali kepada para penonton di atas viaduk agar turun.
"Kami sudah menghimbau berulang kali, mereka hanya acungkan jempol. Di luar kendali kami karena lokasi yang kami siapkan di Jalan Pahlawan. Lepas rel di luar pengawasan kita, bahkan penonton sampai Pasar Turi," katanya.
Taufik mengaku jarak pandangnya tidak sampai ke arah viaduk.
"Memang dua, tiga tahun lalu tidak ada kereta lewat, sampai selesai acara. Saya juga tidak tahu jadwal kereta lewat, kok tadi ada kereta lewat," tambahnya.
Baca: Mengenaskan, Kondisi Tubuh Korban Tragedi Viaduk Surabaya, Identitasnya Belum Diketahui
Taufik menjelaskan ini karena antusias masyarakat yang luar biasa besarnya sehingga mereka memaksa bisa menyaksikan drama kolosal dari tempat yang memungkinkan meski berbahaya.
Kejadian kecelakaan maut itu berlangsung saat prolog drama kolosal dibacakan.
Taufik punya alasan sendiri kenapa pertunjukan itu tetap diteruskan meski pihak panitia sudah tahu adanya kecelakaan.
"Teman-teman ini sudah bekerja keras, banyak teman dari daerah juga sudah latihan 1 bulan, banyak yang syok juga. Kasihan kalau tidak jadi tampil. Meski begitu pertunjukan yang asalnya 60 menit, jadi 40 menit," kata Taufik.
Dia menambahkan, sebagai ketua komunitas Surabaya Membara, pihaknya menyampaikan turut berdukacita dan merasa khawatir beberapa korban di antaranya adalah adik-adiknya yang pernah mengikuti Surabaya Membara.
Penulis: Pipit Maulidiya