News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anak Sofyan Kenali Ikat Pinggang Papanya, Darah Ibu dan Anak Sofyan Diambil Untuk Tes DNA

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara yang memberikan penjelasan kepada Kgs H Abdul Roni atau Mang Cek (70), ayah korban Sofyan, di depan kamar jenazah RS Bhayangkara Palembang, Rabu (14/11/2018)

Laporan wartawan Sripoku.com, Welly Hadinata

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Guna memastikan bahwa jasad yang tak utuh lagi itu adalah benar korban Sofyan (43), tim forensik RS Bhayangkara Palembang mengambil sampel DNA pihak keluarga untuk pencocokan.

Tim forensik mengambil sampel darah anak pertama korban Sofyan yakni Rafli (15) yang masih duduk di kelas 3 SMP dan  darah Hj Nurma (65), ibu korban Sofyan.

Pihak keluarga sebenarnya sudah meyakini bahwa jasad yang tak utuh lagi itu adalah benar korban Sofyan.

Kepastian ini dilihat dari pakaian dan sabuk ikat pinggang milik korban Sofyan, ketika dicek pihak keluarga di Kamar Jenazah RS Bhayangkara Palembang, Rabu (14/11/2018).

Fitriani (32), istri korban Sofyan, yang melihat langsung mengakui bahwa pakaian yang ditemukan petugas memang benar pakaian yang terakhir dipakai korban Sofyan.

Begitu juga dengan sabuk ikat pinggang.

Baca: 57 Korban Lion Air JT 610 Berhasil Diidentifikasi Tim DVI Polri Lewat Tes DNA

"Memang benar itu pakaian suami saya, tapi mau tetap tes DNA biar kami yakin betul. Rencananya jika sudah selesai, akan kami makamkan di Kebun Bunga," ujar Fitriani yang ekspresi masih tampak sedih yang datang ke RS Bhayangkara Palembang bersama empat anaknya.

Bahkan Rafli sebagai anak tertua korban Sofyan juga meyakini, bahwa sabuk ikat pinggang yang dilihatnya memang benar milik papanya.

"Tali ikat pinggang itu memang milik papa. Karena saya dan papa memang sering saling pinjam ikat pinggang. Adik-adik saya masih kecil dan berharap pelakunya cepat ditangkap serta dihukum seberat-beratnya," ujar Rafli sebagai anak tertua korban Sofyan.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, yes DNA memang perlu dilakukan dikarenakan kondisi jasad tidak utuh lagi.

Kondisi jasad memang terbilang sangat sulit dikenali, karena sudah menjadi tulang belulang.

"Tes DNA memang perlu dilakukan dan akan akan dicocokkan dengan sampel DNA yang diambil dari anak dan orang tua korban Sofyan. Untuk waktu pencocokan mungkin memerlukan waktu seminggu yang akan dikirim ke Labfor Mabes Polri," ujar Zulkarnain.

Terkait kondisi jasad yang diduga korban Sofyan, Zulkarnain mengatakan, kondisi tulang belulang yang ditemukan memang terdapat bekas luka.

Kemungkinan korban dijerat dengan menggunakan tali oleh kawanan pelaku.

"Kami lihat memang seperti ada bekas luka di kening dan rahang sebelah kiri. Meskipun baru 15 hari hilang dan sudah menjadi tulang, kemungkinan bisa saja karena dimakan hewan liar atau lainnya dan jadi tanpa adanya proses pembusukan. Tapi pastinya kita tunggu hasil dokter forensik," ujar Zulkarnain.

Usai melihat kondisi jasad korban Sofyan, jenderal bintang dua ini menyempatkan diri untuk menemui pihak keluarga korban Sofyan.

Kepada pihak keluarga korban Sofyan, Zulkarnain meminta untuk bersabar dan turut berduka cita atas musibah yang dialami pihak keluarga.

"Untuk pelaku satu sudah ditangkap dan saat ini masih dikembangkan. Secepatnya akan kami tangkap pelaku lainnya dan akan kami sikat habis. Kepada pihak keluarga korban, diharapkan untuk bersabar," ujar Zulkarnain.

Kgs H Abdul Roni (70) dan Hj Nurma (65), kedua orang tua korban Sofyan, meminta dan sangat berharap kepada pihak kepolisian untuk menangkap pelaku.

Pihak keluarga sudah merasa ikhlas atas musibah yang terjadi.

Jasad yang masih diduga korban Sofyan (43) dengan kondisi tidak utuh lagi dan sudah menjadi tulang belulang, tiba di Kamar Jenazah RS Bhayangkara yang diantar tim Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel.

Keluarga besar korban Sofyan (43) yang sudah menunggu, tampak tegar menyambut kedatangan jasad korban.

Ekspresi Fitriani (32), istri korban Sofyan, tampak sedikit syok dan sedikit gemetar melihat kantong jenazah yang dibawa petugas untuk dimasukan ke lemari pendingin kamar jenazah.

Pihak keluarga tetap siaga menenangkan Fitriani. Sikap yang tegar dan tabah, terlihat dari ekspresi Kgs Abdul Roni atau yang akrab disapa Mang Cek (70), orang tua korban Sofyan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini