Menyikapi kenyataan tersebut, Walikota Bogor memrintahkan Satpol PP untuk mulai melakukan penegakan hukum terhadap warga yang membuang sampah ke Ciliwung.
“Saya minta sudah mulai beraksi. Paling tidak, ada efek jera. Proses warga yang membuang sampah ke sungai. Atau pelaku limbah industri. Karena kita sudah punya perda itu,” katanya.
Bima juga meminta aparatur wilayah mulai dari camat hingga lurah yang wilayahnya dilintasi sungai Ciliwung, melakukan pemetaan. Agar diperoleh data lengkap tentang apa yang dibutuhkan dan apa yang harus dilakukan.
Dalam program naturalisasi Ciliwung, ada enam strategi yang akan digunakan. Dimulai dari sosialisasi, selanjutnya penegakan hukum, aksi bebersih, kebijakan mikro, kebijakan makro dengan membangun infrastruktur, dan monitoring serta evaluasi.
“Nantinya ada tiga target yang hendak dicapai, yakni kualitas hidup warga meningkat, wisata air terintegrasi, bisa rafting, arung jeram dan ada kampung tematik di wilayah itu, serta yang ketiga adalah mencegah banjir di Bogor dan Jakarta,” jelas Bima.
Pilot project ditetapkan di lintasan sungai antara Geulis sampai dengan Sempur. Walikota akan memimpin satuan tugas khusus dalam pelaksanaan program naturalisasi, yang juga akan melibatkan semua dinas, camat, lurah, komunitas masyarakat dan TNI/Polri.
Dalam jangka pendek, semua titik akan dibersihkan. Pada jangka menengah akan dibangun infrastruktur seperti, IPAL komunal, TPS, septic tank, dan membongkar bangunan tidak berizin serta mengelola sampah secara terintegrasi.
Sedangkan dalam jangka panjang, bisa diadopsi konsep penataan bantaran sungai Badung di Bali yang menjadi destinasi wisata.
Langkah yang sejauh ini telah dilakukan diapresiasi oleh Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, Letjen TNI Doni Monardo.
Menurutnya, percepatan penataan kembali DAS Ciliwung memang diperlukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dalam rangka ketahanan nasional.
“Pemerintah Kota Bogor tidak bisa sendirian apalagi ini Ciliwung ini sangat kompleks. Harus menggunakan sistem Pentahelix, yang mengkolaborasikan antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas dan media,” ungkapnya.
Jadi semua pihak harus ikut turun tangan, merawat Ciliwung. Supaya Ciliwung bisa memberikan kembali daya dukung bagi kehidupan kita bersama. (*)