Sebanyak 116 warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku dievakuasi ke darat dengan menggunakan Kapal KN Jembio P.215 milik KPLP, Selasa, 25 Desember 2018.
Selanjutnya mereka dibawa ke Pelabuhan BBJ Bakauheni.
Warga yang dievakuasi tersebut terdiri dari 101 warga Pulau Sebesi dan 15 warga Pulau Sebuku.
Sementara korban yang mengalami luka-luka dilarikan ke Puskesmas Rawat Inap Bakauheni untuk mendapatkan perawatan.
“Hari ini ada 116 warga dari Sebesi dan Sebuku yang kita evakuasi ke darat. Tim kembali akan ke Sebesi,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Selatan Qorinilwan yang turut menjemput warga ke Pulau Sebesi.
Baca: Zainut Tauhid Saadi: MUI Belum Pernah Mengeluarkan Fatwa Terkait Ucapan Natal
Selain kapal milik KPLP, puluhan warga Pulau Sebesi lainnya dievakuasi dengan menggunakan kapal nelayan melalui Dermaga Canti.
Qorinilwan mengatakan, kerusakan akibat tsunami di kedua pulau itu tidak separah kawasan pesisir Rajabasa.
Namun, karena sempat terisolasi, warga kekurangan bahan makanan.
Hartono, nelayan Pulau Sebuku, mengaku saat tsunami menerjang, Sabtu, 22 Desember 2018 malam, ia sedang melaut.
Baca: Juara Liga 1 2018, Persija Jakarta, Pastikan Hanya Akan Pertahankan 70 Persen Pemain
Saat gelombang tsunami terjadi, ia terbawa ke tengah laut.
Setelah gelombang mereda, ia menepi dan mendapati kapal-kapal sudah berantakan di pantai.
“Kalau di Sebuku hanya ada satu pondok yang rusak. Yang lain tidak, karena cukup jauh dari pantai,” terangnya.
Hartono menambahkan, saat ini sebagian besar warga Pulau Sebuku telah mengungsi ke darat bersama keluarganya.
Dapat Bantuan