"Karena bukan kami melarang, tapi penjualnya yang enggan memberikan komentar," lanjutnya.
Menurut Kadis Perdagangan Kabupaten Minahasa, Moudy Lontaan, kios tersebut belum mendapat izin dari Layanan Satu Atap.
"Selain itu, kios tersebut juga harus memiliki izin Industri Rumah Tangga dari Dinkes. Itu yang kami cek belum ada," katanya saat diwawancarai oleh Tribunmanado.co.id.
"Kami juga telah lakukan tes yang merupakan uji lab di BBPOM. Paling lama satu hari untuk mengetahui apakah penyebabnya dari mi atau bakso," lanjutnya.
Lontaan menambahkan, pihaknya agak kesulitan memantau jika pedagangnya merupakan industri rumah tangga.
Tradisi Tahun Baru
Makan mi pedaal atau midal, istilah lokal, jadi kebiasaan warga Langowan usai tahun baru.
Hal tersebut dilakukan setelah periode makan lemak yang dilakukan selama hari raya Natal hingga Tahun Baru.
Namun bukannya membersihkan lemak, makan midal awal tahun 2019 justru jadi petaka.
Ratusan warga keracunan setelah menyantap midal serta mi bakso.
Mi yang tidak steril diduga jadi penyebab keracunan massal. Mie tersebut diduga dijual di salah satu tempat di Pasar lama Langowan.
Noortje, salah satu warga yang keracunan menyatakan ia menyantap midal di salah satu rumah temannya Rabu siang.
"Sepulang rumah, perut saya sakit lantas saya muntah-muntah," kata dia.
Sempat dibawa ke RS Budi Setia, ia pulih setelah mendapat perawatan.
"Saya juga minum Beer Brand, " kata dia.
Indria Manaroinsong, warga juga merasakan sakit perut serta bagian belakang sakit sehabis menyantap midal di rumah.
Ia cepat pulih hingga tak sampai dibawa ke rumah sakit.
Artikel ini telah tayang di Tribunmanado.co.id dengan judul 7 Fakta Baru Warga Keracunan Mi Basah di Langowan, Jumlah Korban hingga Penjual Jadi Tahanan Rumah,