News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dokter di Tobasa Segera Dipecat Setelah Telantarkan Pasien Hamil dan Bayinya Meninggal di Kandungan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi ibu hamil.

Sayangnya, sesampainya di Rumah Sakit Porsea mereka masih menunggu 1 jam dokter kandungan yang tidak berjaga. Padahal, seharusnya dr Sahat Siburian bertugas.

"Saat itu, keluarga korban menghubungi saya mengadu dan meminta pertolongan agar ibu ini agar segera di tangani. Kemudian saya kontak dr Tihar Hasibuan Kepala RS Porsea. Beliau mengatakan dokter kandungan tidak dinas dan beberapa kali telepon pimpinannya tidak diangkat," tambahnya.

Kata Liston, dr Tihar bolak-balik menghubungi dr Sahat, namun panggilan teleponnya tidak diangkat. Hingga akhirnya, dr Tihar merujuk pasien tersebut ke RSUD Tarutung.

Penderitaan M boru Sihotang ternyata tidak di RSU Porsea saja. Tiba di RSU Tarutung, pasien harus menunggu hingga 3 jam baru ditangani dokter.

Tiga jam menunggu dan berharap ada pertolongan, akhirnya sang bayi meninggal dalam kandungan.

"Malangnya, sesampainya di Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung bayi tersebut sudah dalam keadaan meninggal. Tanggal 6 Januari 2019 pun saya menuju RS Tarutung menjemput pasien untuk kami bawa ke Parsoburan.

Selama Perjalanan, dari Tarutung, M Sihotang mengerang kesakitan dikarenakan masih 4 hari operasi.

Kesakitan yang dirasakan ibu anak tersebut bahkan membuat Liston panik menginjak pedal gas sepanjang perjalanan.

Hingga akhirnya, Liston menganjurkan beristirahat di rumah keluarga mereka di Balige atas kesepakatan suami M Sihotang.

"Kami sarankan kepada suaminya sesampai di Balige kita istrahat aja cari keluarga agar bisa istrahat dulu sampai betul pulih. Akhirnya suaminya sepakat," tambahnya.

Kepada wartawan, Benyamin Simanjuntak, adik ipar pasien meminta meminta agar kasus yang menimpa kakak iparnya tidak dialami orang lain.

Selama di RSUD Porsea mereka diterlantarkan hingga emosi karena situasi lambannya pelayanan.

Lanjut Benyamin, kakaknya gagal mendapat pertolongan dokter karena dokter ahli kandungan yang bertugas saat itu tidak berada di tempat. Maka, pasien dirujuk ke RSU Tarutung.

Setibanya di RSU Tarutung, kakak iparnya juga tidak segera mendapat pertolongan. Tiga jam kemudian petugas RS baru melayani pasien.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini