Berkat penampilan yang begitu apik di hari pertama, penampilan Banyuwangi menjadi yang paling ditunggu-tunggu di hari-hari berikutnya.
Banyuwangi yang hanya menyiapkan dua tarian, karena permintaan dari penyelenggara dan KBRI Arab Saudi harus menyajikan empat tarian.
"Beruntung yang kami bawa adalah para maestro. Jadi bisa langsung cepat memodifikasi dan mengreasi tarian," kata Suko.
Bahkan banyak penonton yang meminta Banyuwangi memainkan kendang kempul.
Padahal Banyuwangi tidak membawa gong pada acara tersebut.
Akhirnya gong yang dipamerkan di acara tersebut diambil dan dimainkan oleh seniman-seniman Banyuwangi.
"Saya juga kaget, ternyata orang Arab sudah mengenal kendang kempul. Akhirnya dadakan kami memainkan kendang kempul," tambah Suko.
Rombongan Banyuwangi juga diarak keliling ke seluruh arena pagelaran.
Suko mengatakan, arena Festival Janadriyah sangat luas. Mungkin separuh dari kota Banyuwangi.
"Arenanya sangat luas, baru sepertiga perjalanan sudah capek," katanya.
Saat diarak itu, menjadi kesempatan untuk memperkenalkan Banyuwangi.
Para seniman berjalan sambil memainkan musik hadrah dan mengampanyekan Banyuwangi.
Hari ketiga, atau 3 Januari, penampilan dibatalkan dan hanya pameran karena terdapat badai pasir.
Meski hanya pameran, banyak penonton yang mendatangi tim Banyuwangi untuk meminta foto bersama.