Di hari terakhir, penonton kian membludak. Banyak yang menunggu penampilan dari Banyuwangi.
Usai penampilan para seniman Banyuwangi langsung dikeremuni penonton.
Selain meminta foto, banyak juga yang menawar untuk membeli apa yang dikenakan seniman Banyuwangi.
"Usai penampilan hari terakhir, tiga set seragam tari, 10 jarik, hadrah, bahkan jidor semua laku dibeli penonton dengan harga tiga kali lipat dibandingkan di Banyuwangi. Kecuali jidor dibeli oleh pihak KBRI. Jadi pulang kami sudah tidak bawa barang banyak-banyak," kata Muhammad Yanuarto Bramuda, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi yang juga turut mendampingi tim.
Dari pernak-pernik seni yang dibawa seluruh peralatan laku terjual, hanya menyisakan biola. Barang-barang tersebut laku terjual sekitar Rp 33 juta.
”Kalau ditotal sekitar Rp 33 juta. Hanya menyisakan biola, mungkin karena biola tidak identik dengan seni islami,” kata Bramuda.
Budianto dari Paguyuban Pelatih Tari dan Seniman Banyuwangi yang juga turut serta, tidak menyangka respon warga Arab Saudi sangat luar biasa.
Ini menjadi pengalaman berharga bagi seniman-seniman Banyuwangi.
Setelah empat hari di Riyadh mengikuti festival, para seniman ini umrah selama enam hari.
Budi sangat mengapresisasi Pemkab Banyuwangi yang memberikan hadiah umrah pada para seniman Banyuwangi.
"Tidak pernah dalam sejarah Banyuwangi seniman diberangkatkan umrah. Ini reward yang luar biasa pada seniman. Kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan pemerintah Banyuwangi," kata Budi.
Menurut Budi, seniman-seniman yang tampil di Janadriyah ini merupakan perwakilan dari berbagai sanggar yang selama ini terlibat dalam membantu pemerintah Banyuwangi dalam penyelenggaraan Banyuwangi Festival.