Salah satunya adalah sebagai pengendali hama alami.
“Jangan sampai kalau ini hilang, terjadi outbreak hama dan menganggu pertanian,” ujarnya.
Selain itu, kalaupun V affinis dihilangkan, Hari memprediksi posisinya akan digantikan oleh jenis tawon lain sehingga tidak menyelesaikan masalah.
Sebagai solusi, Hari menyarankan untuk melakukan pengendalian terpadu agar populasi V affinis terkontrol, tentunya dengan mempertimbangkan keselamatan manusia.
Pada saat ini, Pemadam Kebakaran Klaten sebetulnya telah mengupayakan pengendalian terpadu yang mempertimbangkan keselamatan manusia.
Mereka berusaha untuk memindahkan sarang V affinis ke lokasi yang lebih aman.
Namun bila sarang ditemukan berada di sekitar warga dan berpotensi menyerang, maka sarang akan dimusnahkan.
Sayangnya, kemampuan Damkar untuk memindahkan atau memusnahkan sarang tawon tidak secepat perkembangbiakan tawon ini.
Kemudian karena tawon bersifat sebagai pemakan bangkai, sisa-sisa daging dan fermentasi di tempat sampah bisa menjadi sumber makanan V affinis.
Oleh karena itu, Hari berpendapat dalam pengendalian terpadu juga harus mencakup sanitasi lingkungan yang masih perlu dipikirkan.
“Lalu, pengendalian hayati untuk kontrol populasi juga harus dipikirkan melalui kegiatan riset,” tambah Hari.
Kepada masyarakat, Hari berpesan untuk lebih berhati-hati terhadap sarang tawon dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya, seperti menganggu sarang tawon atau memindahkan sarang meski tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut.
“Intinya, dalam kondisi sekarang saat belum bisa dikontrol populasinya, masyarakat harus bisa ‘hidup berdamai’ dengan tawon,” tuturnya.
Lalu, masyarakat juga harus lebih perhatian terhadap lingkungannya.