"Iya sudah diperiksa kena leptospirosis. Dokter menyatakan kondisi bapak sudah buruk karena normal 190 tapi sudah mencapai 5 ribu sekian untuk virusnya," urainya.
Namun Wajilanto lega, kondisi ayahnya berangsur membaik.
"Alhamdulillah ada perkembangan membaik. Ini sudah empat hari dirawat inap," tuturnya.
Selain di Bantul, di wilayah lain di DIY sejauh ini memang belum ditemukan kasus serupa.
Hidup Sehat
Namun Pemerintah Kabupaten Sleman mengimbau agar masyarakat terus meningkatkan perilaku hidup sehat.
Salah satunya dengan menjaga kebersihan lingkunganya agar tidak terserang leptospirosis.
Kabid Penanggulangan Penyakit, Dinkes Sleman Novita Krisnaeni memaparkan di tahun 2018 kemarin tercatat 32 kasus leptospirosis di wilayah Sleman dengan korban meninggal sejumlah tiga orang.
"Perlu dilakukan pencegahan yakni dengan perliku hidup sehat, kebersihan rumah harus terjaga terutama sarang tikus," ujarnya.
Selain itu, di masyarakat pedesaan juga perlu diwaspadai leptospirosis yang menyerang petani.
Pasalnya tikus sawah juga bisa menyebarkan bakteri yang membahayakan nyawa manusia ini.
"Para petani diimbau menggunakan pelindung diri, misal petani ke sawah memakai sepatu bots," terangnya.
Baca: Marliah Suruh Syafrizal Bunuh Sang Suami Agar Dia dan Selingkuhannya Itu Bisa Menikah
16 Orang Meninggal
Adapun data DIY menyebutkan sepanjang 2018 lalu ada 16 orang meninggal dunia karena leptospiroris.
Untuk itu Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menghimbau warga untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat agar tetap terhindar dari penyakit ini.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie menjelaskan, kematian akibat penyakit leptospirosis ini terjadi pada tahun 2018.