Peradangan, lanjut dr Dadan, menyebabkan perubahan diameter saluran menjadi menyempit, dipasanglah DJ Stand itu untuk menjaga agar ukuran saluran penghubung itu tetap konsisten.
“Setelah dipasang selang tadi, dua batu ginjal masih ada didalam ginjal kanan, tidak saya hancurkan dengan harapan akan turun ke saluran agar penghancuran lebih mudah dan minim risiko,” lanjutnya.
Usai dioperasi, kata dr Dadan, pasien seharusnya rutin datang konsultasi.
“Pasien saya bukan cuma dia sendiri, pasien saya banyak. Tidak mungkin saya menelepon dia untuk mengingatkan konsultasi. Kan sudah dijelaskan jadwalnya sebelum pasien diizinkan pulang. Saya ingat betul pasien ini ada konsul beberapa kali. Karena merasa tidak ada keluhan akhirnya tidak datang-datang lagi,” paparnya.
Ia menduga, pasien ini salah kaprah terkait penjelasan selang yang harus dilepaskan dalam tempo tiga bulan itu.
Karena selain selang didalam badan pasien, juga ada selang kencing yang dipasang. Sebelum pulang, selang kencing telah dilepaskan.
Baca: Jasa Hubungan Sesama Jenis Tak Dibayar, Lelaki Berondong Bunuh Juragan Keripik, Ini Kronologinya
“Mungkin saja mereka menduga sudah tidak ada selang lagi di badannya karena sudah dilepaskan, padahal yang dilepaskan adalah selang kencing. Seharusnya pasien ini rutin datang untuk konsultasi. Bisa saja karena merasa sudah sehat mereka pikir tidak perlu konsultasi lagi, hingga 1,5 tahun baru merasakan dampaknya,” kata dr Dadan.
Kebanyakan pasien, kata dr Dadan, datang kembali padanya setelah hematuria atau kencing mengeluarkan darah. Selama tidak ada keluhan, pasien lupa jika masih ada selang di badannya.
“Kemarin Rabu (6/2/2019) pasien datang ke poli urologi bertemu saya, setelah di USG nampak jelas masih ada selang di badannya, saya terkejut kenapa bisa kejadian seperti ini. Saya khawatir karena sudah menahun ujung selang itu sudah mengkristal, tidak bisa dilepaskan dengan mudah, harus dilakukan pembedahan. Pembedahan maksud saya di sini bukan ginjalnya saya belah-belah, melainkan dibawah ginjal itu akan saya berikan perlukaan sedikit untuk memberi ruang penghancuran kristal itu,” paparnya.
Pembedahan, jelasnya, adalah opsi kedua jika terpaksa.
“Pertama saya akan berusaha mengambil tindakan minim risiko yakni dengan menggunakan laser yang dimasukan melalui saluran ginjal. Saya juga sudah menjelaskan kepada pasien jika memungkinkan dua batu ginjal yang ada sebelumnya akan saya buang sekalian,” katanya,
Diakuinya, pasien terkejut mendengar akan dilakukan tindakan operasi.
“Mungkin kendala mereka adalah biaya, karena sudah saya jelaskan bahwa saya sudah memutuskan sementara kerjasama dengan BPJS. Banyak kendala yang tidak bisa saya sebutkan, saya memutuskan sementara kerjasama dengan BPJS. Namun, jika pasien kekurangan biaya seharusnya mereka ngomong dengan saya, akan saya carikan solusinya. Bagaimanapun, pasien ini harus segera dilakukan tindakan pelepasan selang tersebut,” pungkas dr Dadan. ( Ya'M Nurul Anshory )
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Dokter Syok Ada Selang di Ginjal Pasien! Hati Muwardi Berdebar-debar dan Menangis