Sifat tumbuhnya lurus dan padat membuat mempunyai nilai jual yang cukup tinggi dan digunakan oleh industri.
Salah satu jenis pohon sengon, yakni tekek merupakan jenis yang banyak digunakan untuk pembuatan kertas dan kayu lapis.
Selain sebagai pohon peneduh, petani di Jawa sudah memanfaatkan lahan kosong atau tidak produktif dengan menanam pohon sengon untuk menghasilkan pemasukan yang lebih besar, dengan metode penanaman terbaik yang sudah diteliti oleh akademisi.
Dibutuhkan lima tahun paling cepat sejak penanaman bibit sampai siap menghasilkan kayu sebanyak 0,8 meter kubik per pohon sengon unggulan, dengan diameter 30 cm lebih.
“Penanaman pohon sengon di Indonesia sangat diuntungkan dengan posisi di garis khatulistiwa yang memberikan limpahan sinar matahari dan air yang cukup sepanjang tahun, sehingga mempercepat waktu panen, dibandingkan negara lain yang butuh 30-40 tahun. Namun ini faktor alam yang jangan sampai membuat kita terlena, terlebih teknologi pertanian dan kehutanan bisa memberi jalan pintas bagi negara lain,” kata Direktur Operasional PT Sekawan Sumber Sejahtera Budi Handoko lagi.
Untuk pengadaan bibit sengon tersedia di sentra daerah di Pulau Jawa dan dengan tingkat kesuburan tanah yang relatif bagus , petani sudah bisa membudidayakannya di atas lahan seluas 300-500 meter persegi.
PT Sekawan Sumber Sejahtera sendiri sudah memperoleh sertifikasi dari Badan Revitalisasi Industri Kehutanan (BRIK), yang disebut dengan Timber Legality Assurance System (TLAS) atau Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK).
Tren penggunaan kayu lapis yang ramah lingkungan akan semakin meningkat seiring dengan kesadaran atau gaya pola konsumsi ke arah tersebut.
Bahkan, PT Sekawan Sumber Sejahtera juga telah memperoleh MUTU certification international untuk standar emisi formal formaldehyde dan kewajiban Quality Assurance lainnya yang mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh negara bagian California, Amerika Serikat.