TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - Puluhan gelandangan dan pengemis (gepeng) asal Desa Munti Gunung dan Desa Pedahan, Karangasem dibuat kesal oleh petugas Satpol PP Gianyar, Senin (18/3/2019) pagi.
Sebab, belum sempat menghilangkan rasa mual-mual karena perjalanan jauh dari Karangsem ke Gianyar, petugas langsung meringkusnya.
Para gepeng yang terdiri dari anak-anak di bawah umur, serta ibu-ibu yang menggendong bayi pun terlihat mengumpat petugas.
"Tyang nak mare neked niki, konden polih ngudyang sampun juk bapak. Lebang tyang de gisie (Saya baru sampai, belum dapat ngapain, sudah ditangkap. Lepaskan saya, jangan pegang-pegang)," ujar seorang gepeng.
Hal ini pun menjadi tontonan warga, dan tak sedikit yang tertawa melihat tingkah polah para gepeng bandel ini.
Seorang gepeng asal Desa Pedahan, Jero Temen (75) mengaku nasibnya sangat apes.
Sebab ini baru pertama kali dirinya akan 'beroperasi' ke wilayah Gianyar.
"Niki tyang tumben pak, jeg langsung juk petugas. Tyang dot mulih pak, dumogi wenten sane ngatin (Ini saya baru pak, sudah langsung ditangkap petugas. Saya ingin pulang semoga ada yang mengantar)," keluhnya.
Kepala Dinas Satpol PP Gianyar, Cokorda Gede Agusnawa mengatakan, setelah mendapatkan informasi para gepeng mulai bergerak ke Gianyar setelah merayakan Hari Suci Nyepi di kampungnya, pihaknya langsung melakukan pengawasan di pintu masuk Kabupaten Gianyar dari arah Karangasem.
Baca: Korban Tewas Kecelakaan Speedboat di Perairan Musi Bertambah Jadi 6 Orang
Pada akhirnya, Senin (18/3/2019) pagi, gepeng yang ciri-ciri dan wajahnya tak asing lagi, terlihat menumpang kendaraan kap terbuka.
Setelah mereka turun di wlayah Gianyar Kota, para gepeng ini pun langsung diringkus, dan diamankan ke kantor Satpol PP Gianyar.
Setelah itu, diserahkan ke Dinas Sosial Gianyar untuk dipulangkan ke Karangasem.
Namun kali ini, para gepeng tak hanya berasal dari Desa Munti Gunung, tetapi Desa Pedahan yang lokasi desanya bertetanggaan.
Total gepeng yang diamankan saat itu, mencapai 31 orang.
Terdiri dari 10 orang asal Munti Gunung dan sisanya dari Desa Pedahan.
Dari 31 orang tersebut, tercatat hanya 14 orang gepeng yang berusia di atas 17 tahun, sementara sisanya masih di bawah umur.
Bahkan paling memprihatinkan lagi, dua balita umur 14 bulan juga diajak mengemis ke Gianyar.
"Sebelum hari Nyepi, kami sudah dapat laporan bahwa para gepeng telah berpindah lokasi, dari Ubud ke Gianyar Kota. Tapi saat itu, beberapa orang telah pulang kampung karena mau Nyepi. Makanya, begitu dapat informasi mereka telah kembali dari mudik, langsung kami amankan," ujarnya.
Baca: Jenazah Hj Rohana, Ibunda Ustaz Abdul Somad Dikebumikan di Silau Laut
Cok Agusnawa mengaku terkejut lantaran maraknya gepeng pendatang baru.
"Sekarang pendatang baru dari Desa Pedahan yang mendominasi, yang dari Munti Gunung justru menurun drastis yang sebelumnya mencapai 26 orang, sekarang hanya 10 orang. Entah ini karena yang lain sudah pensiun atau memilih lokasi lain, atau justru masih di perjalanan, kami belum tahu," kata dia.
"Tapi kalau datang ke sini, pasti kami tangkap dan pulangkan. Sebab kita semua tahu, mereka menggepeng bukan karena sulit nyari kerja. Tapi memang kerjaannya seperti ini, penghasilannya lebih banyak," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Baru Tiba di Gianyar Langsung Diringkus Satpol PP, Puluhan Gepeng Dipulangkan ke Kampung Halaman