TRIBUNNEWS.COM, SUKA MAMUE - Pembongkaran barak di camp milik PT Emas Mineral Murni (EMM) di Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya, hingga Sabtu (13/4/2019), masih berlanjut.
Sebab, ada sejumlah aset pada salah satu gudang di camp tersebut membutuhkan tenaga teknis untuk membongkarnya.
Pembongkaran barak itu diawasi ketat oleh personel Kodim 0116/Nagan Raya.
Sementara para pekerja perusahaan tambang tersebut sejak Jumat (12/4/2019) sudah meninggalkan kawasan itu atas tuntutan warga setempat yang melancarkan aksi demo ke camp PT EMM pada Kamis (11/4/2019) dan Jumat (12/4/2019).
"Pembongkaran masih berlangsung karena butuh waktu yang agak lama. Anggota kita standby di lapangan mengawasi pembongkaran itu hingga tuntas," kata Dandim 0116/Nagan Raya, Letkol Kav Nanak Yuliana kepada Serambi, Sabtu (13/2/2019).
Dikatakan, kondisi di lapangan kemarin berlangsung kondusif dan tidak ada lagi kerumunan massa.
Namun, sebagian warga masih yang mengawasi pembongkaran barak yang belum tuntas itu.
Semua aset perusahaan nanti akan diangkut ke gudang PT EMM di luar wilayah Beutong Ateuh Banggalang dengan dikawal anggota TNI.
Untuk pembongkaran peralatan satelit milik PT EMM, lanjut Dandim, masih membutuhkan waktu lama dan tadi (kemarin) teknisi baru didatangkan ke Beutong Ateuh.
"Demi keamanan, anggota kita yang dipimpin Kepala Posramil Beutong Ateuh terus mengawal hingga pembongkaran barak tersebut tuntas," ungkap Letkol Kav Nanak Yuliana.
Baca: Perusahaan Penambangan Emas PT EMM Akhirnya Tinggalkan Beutong Ateuh, Semua Barak Dibongkar
Barak Dibongkar
Sebelumnya perusahaan PT Emas Mineral Murni (PT EMM), Jumat (12/4/2019) akhirnya meninggalkan Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya, sebagai lokasi tempat penambangan emas di wilayah itu.
Tak hanya meninggalkan daerah itu saja, tetapi pihak perusahaan juga harus mengiklaskan membongkar semua barak di kamp perusahaan yang berada di lintas jalan Beutong-Takengon.
Meninggalkan lokasi tambang dan pembongkaran barak tersebut, merupakan tuntutan warga di daerah itu karena menolak keberadaan PT EMM yang akan mengeruk kekayaan alam yang ada di wilayah tersebut.
Warga yang berada di daerah itu turun ke lokasi guna mendesak pihak perusahaan untuk tidak lagi beraktivitas, sekaligus harus meninggalkan lokasi tersebut untuk tidak kembali lagi selama-lamanya.