TRIBUNNEWS.COM, BATU - Sebelum meninggal karena luka bakar di tubuhnya, Lismini membuat pengakuan bagaimana menantunya, Nurul Mutholib, membakarnya.
Mulanya, Lismini sedang berada di dalam rumahnya di RT 26/RW 04, Dusun Ngebrong Desa Tawang Sari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jumat (12/4/2019).
Ia mendengar ketukan dari luar pintu dapur rumahnya dan mengira Dimas, cucunya. Setelah pintu dibuka spontan badannya basah kuyup dengan bensin jenis pertalite.
Lismini kaget ternyata Nurul yang mengguyurnya dengan bensin dan sudah siap membakarnya tapi korek di tangannya tak menyala.
"Aku kira Dimas, cucuku. Setelah aku buka, kemudian disiram air warna biru. Kemudian mau dibakar dengan korek tapi tak menyala," ucap Lismini seperti ditirukan saksi mata Astami.
Menurut informasi polisi, Nurul sudah menyiapkan baskom plastik penampung pertalite agar mudah disiramkan ke tubuh Lismini.
Baca: Wajib Hati-hati, 10 Hal Ini Bisa Bikin Overdosis Jika Terlalu Banyak Dikonsumsi
Lismini sempat melawan dengan mendorong Nurul hingga korek apinya jatuh.
Nurul langsung menyalakan kompor gas dan membakar kertas. Sampai akhirnya api membakar tubuh Lismini.
"Saya dibakar Nurul, penjarakan dia," teriak Lismini yang sempat keluar rumah untuk meminta tolong tetangganya.
Warga berusaha memadamkan api yang membakar tubuh Lismini menggunakan handuk basah, kemudian dilarikan ke puskesmas.
Petugas medis Puskesmas mendesar agar Lismini dibawa ke Rumah Sakit Hasta Brata.
Tapi kemudian dipindah ke Rumah Sakit Saifun Anwar Kota Malang.
Baca: Jokowi & Keluarga Umrah dan Bertemu Raja Salman, Gibran Siap Doakan Ani Yudhoyono
Lismini menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit pada Sabtu (13/4/2019) pukul 05.30 WIB.
Motif simpang siur
Motif Nurul berbuat demikian masih simpang siur. Kasat Reskrim Polres Batu AKP Anton Widodo mengatakan Nurul sakit hati karena kerap cekcok dengan Lismini.
Menurut tetangga Astami melihat pelaku dan korban sejak dua bulan lalu tidak harmonis.
Ia dan warga sekitar menduga Nurul tega membakar mertuanya karena depresi mengingat baru kehilangan anak keduanya, sekitar 27 hari lalu.
Sementara Suparman (60) menduga istrinya dibakar karena menantunya iri setelah mereka membeli kasur baru.
Suparman mengakui sejak dua bulan ini Lismini kerap berselisih dengan Nurul.
"Kemungkinan menantu saya iri saat kami beli kasur," terang dia.
Ada informasi lain yang menjelaskan, sebelum kejadian itu Nurul pulang kerja dari kebun kemudian terlibat cekcok dengan Lismini, hingga membakarnya.
Dari semua kemungkinan motif itu, polisi masih mendalami keterangan pelaku Nurul.
Heboh bakda Jumatan
Suparman sedang salat Jumat ketika istrinya, tubuh Lismini dibakar menantunya dan sempat minta tolong ke warga sekitar.
"Rumah sudah ramai dan diberi tahu tetangga bahwa istri saya dibakar," ujar Suparman.
Sementara Lismini ditolong, Nurul langsung melarikan diri ke dalam hutan di belakang rumah karena takut diamuk massa siang itu.
Tapi warga melaporkan pelarian Nurul ke polisi. Dibantu warga, sejumlah personel polisi pun disebar untuk menemukan pelaku.
“Kami temukan dia di hutan. Dia tidak berani keluar karena takut dihajar massa,” ujar Kasat Reskrim Polres Batu AKP Anton Widodo.
Polisi membawa Nurul untuk diperiksa jiwanya oleh psikiater. "Dari perlakuan tersangka diduga tidak sehat dari sisi psikologisnya," imbuh Anton.
Hubungan Nurul dengan Lismini korban pembakaran, sudah tidak baik, suka memperdebatkan hal remeh temeh.
Polisi menjerat tersangka Nurul pasal 44 ayat 3 undang-undang nomor 23 tahun 2004, pasal alternatif pasal 353 KUHP tentang penganiayaan berencana, dengan masa hukuman 9 tahun dan 15 tahun penjara. (Surya Malang)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Detik-detik Mertua Dibakar Menantunya: Dari Motif Hingga Pesan Terakhir Sebut Penjara