Untuk pelaksanaan,ia mendorong KPU kabupaten/kota untuk melakukan PSU dan PSL pada 27 April 2019.
"Kalau kemarin yang Kulon Progo bisa langsung melakukan PSU. Sleman besok 2 TPS yang PSU, Caturtunggal dan Cangkringan. Lainnya kita dorong 27 April, karena waktu yang paling memungkinkan ya tanggal itu. Kalau sebelumnya, logistik belum siap," ungkapnya.
Untuk melakukan PSU, KPU akan mengundang kembali pemilih berdasarkan data DPT, DPTb, dan DPK.
Sehingga hanya pemilih yang ada dalam daftar tersebut yang boleh menyalurkan hak pilihnya.
"Yang kita undang yang memang berhak saja. Kemarin di Kulon Progo antusiame pemilih cukup tinggi. Nah untuk besok kami tidak tahu, bisa turun bisa juga naik.yang jelas kami mengundang kembali, tergantung pemilihnya mau datang atau tidak," lanjutnya.
Banyaknya TPS yang harus melakukan PSU, menurutnya karena sebelum Pemilu telah beredar hoaks bahwa pemilih boleh memilih asal memiliki e-KTP.
Akibatnya, baik KPPS bahkan pengawas juga ikut termakan hoaks, ditambah pemilih yang memaksa untuk mencoblos.
"Kemarin itu sempat ada hoak, H-2 dan H-1 kalau asal punya KTP bisa nyoblos, nah itu yang akhirnya membuatbanyak yang termakan hoak."
"Pemilih juga memaksa, akhirnya ya diijinkan. Saat ini kami masih menunggu, jika ada rekom ya hari ini terakhir. Kalau memang ada rekom kami akan lakukan," tutupnya. (TRIBUNJOGJA.COM)