TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI -- Fakta terbaru kasus pembunuhan guru honorer, Budi Hartanto (28) di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Dipantau SURYA.co.id di lokasi kejadian pembunuhan, warga setempat mengaku merinding setiap melewati warung nasi goreng yang pernah disewa pelaku pembunuhan, Aris Sugianto (32).
Selain itu, terdapat fakta lain terkait kasus pembunuhan guru honorer asal Kediri.
1. Warga Dengar Suara
Warga Ringinrejo, Sutikno (40) menjadi salah satu warga yang kerap merinding saat melewati lokasi mutilasi guru honorer.
"Malam hari lewat depan warung tempat mutilasi korban rasanya merinding. Apalagi kalau lampunya mati suasana gelap," ungkapnya.
Baca: Jokowi di Ambang Rekor, Jika Menang Lagi Maka Jadi Jawara 5 Kali Pemilu
Baca: Tim Sukses Depresi Ditagih Sang Caleg Karena Hanya Dapat 567 Suara, Ini Kisahnya
Selain itu, ada pula warga yang sempat mendengar suara aneh seperti tangisan dan jeritan seseorang di warung.
"Katanya ada yang menangis, kemudian menjerit-jerit saat malam hari," tuturnya.
Selain Sutikno, pria bernama Amin juga sempat merasakan hal serupa.
Diakui Amin, ia merasa ada aura yang berbeda saat melewati warung tersebut.
"Rasanya ada sesuatu yang beda dan membuat saya merinding," ungkapnya.
Kejadian itu dialami tujuh hari pasca terungkapnya kasus pembunuhan dan mutilasi.
"Waktu itu malam hari saya naik motor lewat jalan depan warung, suasana sudah sepi saat lewat badan saya merinding," ujarnya.
2. Gelar Pengajian
Amin menyarankan pemilik warung untuk menggelar selametan tolak balak.
"Ada arwah yang harus diruwat," tambahnya.
3. Pengakuan Tetangga
Sujilah (65) yang rumahnya bersebelahan dengan TKP warung goreng tempat mutilasi korban mengaku sejauh ini belum mengetahui ada kejadian aneh di warung tempat tersangka memenggal kepala korban dan memasukkan ke dalam kopor.
Baca: Masalah Sepele Ini Jadi Sebab Tersangka Memotong Leher Budi Hartanto Usai Membunuhnya
Baca: Sudah 119 Petugas KPPS dan 15 Polisi Meninggal, Bagaimana Dengan Penyelenggaraan Pemilu ke Depan?
"Rumah saya yang berdekatan kok belum pernah merasakan hal-hal aneh. Karena tak ada lagi yang menempati warungnya sekarang sepi," ungkapnya.
4. Rekonstruksi Pembunuhan
Pada Rabu (24/2/2019), kedua pelaku pembunuhan, Aris dan Ajis melakukan rekonstruksi di TKP pembunuhan warung nasi goreng.
Rekonstruksi pembunuhan dilakukan sebanyak 38 adegan.
Dengan kaki pincang akibat luka tembak, kedua pelaku memperagakan adegan seperti dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Rekonstruksi sendiri diawali dari Sanggar CK Dance Home di Ruko GOR Jayabaya, Kota Kediri.
Di lokasi ini ada dua adegan yang dilakukan korban Budi Hartanto yang diperankan oleh Brigadir Debi anggota Jatanras Polda Jatim.
Pelaksanaan rekonstruksi dipimpin langsung AKBP Leonard Sinambela bersama tim penyidik Polda Jatim.
Saat memeragakan adegan, Aris Sugianto terlihat sering menangis hingga bercucuran air mata.
Matanya juga terlihat sembab dan beberapa kali menyeka matanya.
Namun tersangka Ajis Prakoso terlihat tenang memperagakan semua adegan seperti tertuang dalam berita acara pemeriksaan.
Ajis yang kakinya juga mengalami luka tembak juga berjalan pincang.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera yang ikut menyaksikan jalannya rekonstruksi menjelaskan ada 38 adegan yang diperagakan.
Puncaknya ada pada adegan ke 11 dan 12 peragaan bagaimana proses mutilasi dan kematian korban.
"Rekonstruksi ini menggambarkan bagaimana polisi melakukan penyelidikan dan penyidikan secara profesional, transparan dan terbuka," jelasnya.
Petugas juga ingin menunjukkan bahwa TKP di warung nasi goreng yang disewa Aris Sugianto tempat terjadinya pembunuhan dan mutilasi.
"Adegan ini hanya rekonstruksi, kalau tidak sesuai dengan berita acara akan dicatat penyidik. Berarti ada kebohongan yang dilakukan pelaku," ujarnya.
Kombes Fran Barung Mangera menyebutkan, pada adegan ke 11 saat tersangka Aris menduduki perut korban Budi Hartanto apakah sesuai dengan saat memegang tangannya.
Kalau saat menduduki dan tidak memegang berarti ada kebohongan.
"Reka ulang ini menjelaskan BAP yang kita lakukan," tambahnya.
Kalau ada ketidakcocokan akan digali lagi.
Karena penyidik sejauh ini masih belum menemukan unsur adanya perencanaannya.
"Pembunuhan ini merupakan spontanitas dikarena transaksional," jelasnya. (Arum Pustpita)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 3 Fakta Terbaru Pembunuhan Guru Honorer, Lakukan 38 Adegan Rekonstruksi hingga Suasana Aneh di TKP