Demikian kepsen unggahan tersebut di Instagram.
Perlu diketahui, populasi macan kumbang atau macan tutul jawa di Nusakambangan memang masih ada.
Dari data Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng pada tahun lalu, ada sedikitnya 18 ekor macan tutul yang telah terdeteksi petugas melalui kamera pengintai menghuni hutan Nusakambangan.
Jumlah pasti dimungkinkan lebih banyak karena kamera pengintai hanya dipasang di beberapa tempat.
Sebanyak 12 di antaranya berjenis macan tutul (Panthera pardus).
Enam lainnya merupakan macan kumbang atau tutul jawa (Panthera pardus melas) sebagaimana yang terekam dalam foto unggahan di media sosial itu.
Pada 19 Februari 2018 kepada Tribunjateng.com, Koordinator Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah wilayah Konservasi II, Rahmat Hidayat mengatakan, satwa buas itu terdeteksi terakhir Oktober 2017 melalui kamera pengintai yang dipasang sejumlah titik di Pulau Nusakambangan.
"Kamera pengintai tidak dipasang menyeluruh di Pulau Nusakambangan, hanya di sejumlah lokasi," jelas Rahmat, saat itu.
Bisa jadi dua foto yang sekarang viral itu merupakan hasil rekaman kamera pengintai.
Keberadaan macan-macan di hutan Nusakambangan ini ini turut mengerdilkan niat para napi di Lapas Nusambangan untuk melarikan diri.
Mereka bukan hanya akan berhadapan dengan petugas bersenjata lengkap jika hendak meloloskan diri.
Ganasnya hutan Nusakambangan yang dijaga banyak macan tutul dan satwa buas lain sudah menanti.
Jika ingin lolos dari pulau penjara, mau tak mau, para napi harus mampu menaklukkan hutan Nusakambangan sebelum mengarungi laut lepas untuk keluar pulau.
Penjahat kelas kakap sekalipun dijamin akan takut dimangsa satwa buas di hutan.