Tak heran, dari sekian banyak napi yang mencoba lolos, nyaris tidak ada yang berhasil menembus pulau ini.
Sebagian hanya sembunyi dengan berkutat di sekitar lingkungan Lapas sebelum akhirnya tertangkap petugas.
Alam Nusakambangan memang masih mendukung keberlangsungan hidup macan tutul karena ekosistemnya masih terjaga.
Binatang bias itu bisa bertahan hidup dan berkembang biak mengandalkan makanan alami yang masih melimpah di hutan ini semisal babi hutan dan kera.
Sayang, keberadaan satwa buas itu kini sedikit terusik.
Rahmat mengatakan, populasi macan tutul di alam Nusakambangan terancam karena aktivitas perburuan liar terhadap satwa pakannya sesuai rantai makanan.
Satwa pakan macan yang banyak diburu oleh pemburu liar ini di antaranya babi hutan, kancil, biawak, monyet, dan lutung.
Perburuan yang berdampak menyusutnya populasi satwa tersebut mengakibatkan sistem rantai makanan terganggu.
Macan tutul terancam punah jika pakan alaminya itu terus berkurang karena diburu.
"Perburuan liar terhadap satwa pakan macan tutul bisa mengancam populasi macan tutul,"katanya
Selain aktivitas perburuan liar, kata Rahmat, kerusakan koridor hidupan liar di hutan Nusakambangan terjadi karena aktivitas penebangan liar.
Keberadaan aktivitas penambangan batu kapur disebutnya berpengaruh, namun telah dilakukan langkah antisipasi melalui kegiatan revegetasi.
Jika kerusakan itu terus berlanjut, bukan hanya macan tutul dan macan kumbang yang terancam.
Potensi keanekaragaman hayati atau biodiversitas baik flora dan fauna akan punah.
"Langkah yang sudah dilakukan oleh BKSDA selama ini adalah memberikan koordinasi teknis sehingga kerusakan koridor hidupan liar dapat diminimalkan," katanya. (aim)