Melalui celah beberapa bilah triplek yang asimeteris itu, TribunJatim.com berkesempatan mengintip bagian dalam teras rumah yang ditinggali keluarga Dita Oepriarto sejak 2012 itu.
Teras rumah Dita Oepriarto, bila digabung dengan area parkir mobil di depan, luasnya sekitar 5 m x 3 m.
Kondisinya begitu acak-acakan, tampak di dalamnya beberapa galon air mineral kosong ukuran 19 liter berserakan.
Dua buah kursi yang terbuat dari besi bergeletakan di tanah dengan posisi tengkurap.
Kemudian, beberapa sepeda ontel terparkir berhimpitan di sudut halaman.
Tampak juga tumpukan benda yang nyaris mirip tumpukan sampah berserakan tepat di depan pintu garasi.
Dan tumbuhan liar seperti ilalang, juga tumbuh lebat memenuhi permukaan teras rumah.
"Sudah tidak ada aktivitas apa-apa. Sampai sekarang masih terpasang police line, dan kini tidak boleh dibuka kecuali ahli waris," lanjutnya.
Hingga detik ini, lanjut Khorihan, masih belum ada ahli waris dari pihak keluarga Dita Oepriarto maupun istrinya datang ke rumahnya untuk membicarakan tentang nasib rumah yang tak lagi ada penghuninya itu.
Setahu Khorihan, mertua Dita Oepriarto, atau kedua orang tua Puji, belum ada pembicaraan serius mengenai nasib rumah yang dihuni keluarga menantu dan keempat cucunya itu.
Saat Khorihan dan beberapa anggota keluarganya menyempatkan diri berkunjung ke rumah kedua orang tua Puji di Kabupaten Banyuwangi pada Februari 2019 lalu, kedua orang tua yang sudah sepuh itu, masih tampak terpukul dengan insiden nekat yang dilakukan menantu beserta anak dan cucu-cucunya, meski telah berselang hampir setahun lalu.
"Kedua orang tuanya masih dalam keadaan terpukul dan stres. Yang paling diingat cucu-cucunya yang paling disayangi, ’cucuku sering datang ke rumah sini, saya masih keingat cucu-cucuku’ mereka bilang gitu," katanya seraya menirukan perkataan mertua Dita Oepriarto.
Mengingat orang tua Puji masih begitu terpukul, dan tak ingin terus membuat keduanya terlarut dalam insiden kelam itu, Khorihan mengaku pada TribunJatim.com, sempat merasa rikuh hingga terpaksa mengubah tema perbincangan yang terbilang singkat itu.
"Karena masih terlarut kejadian itu, kami juga agak gimana, kan gak ingin terlalu terlarut dalam kesedihan juga, sampai kami ajak ngomong soal bisnisnya," lanjutnya.