Mereka berdua diminta menyiram dengan menggunakan gelas hingga air dua panci tersebut habis.
"Korban sempat berteriak 'aduh panas panas', tapi mereka tidak peduli," ucap Hengky.
Setelah penyiraman tersebut, EF lalu melarikan diri dengan cara melompat dari tembok merajan pura.
Ia lalu menuju ke sebuah warung yang berada tak jauh dari rumahnya.
"Sekitar pukul 08.30 Wita, majikan korban sedang tidur di lantai atas, korban kemudian loncat dari tembok merajan pura ke luar rumah dan lari menuju warung di dekat sana," terang Kabid Humas Polda Bali AKBP Hengky Widjaja, Kamis (16/5/2019).
Baca: Saat Tahu Ratna Sarumpaet Dianiaya, Fahri Hamzah: Saya Bereaksi Keras
Baca: Miskomunikasi Soal Rekapitulasi, Saksi PSI Dianiaya Oknum PPK Cinere Depok
Pada pemilik warung, EF diberi makan dan uang Rp 5 ribu serta diantar ke Pos Polisi terdekat dan minta diantar ke saudaranya di Nusa Dua.
Ia lalu melaporkan kejadian tersebut pada pihak Polda Bali.
Dilansir Tribun Bali, EF juga telah memiliki pengacara untuk mendampinginya dalam kasus ini.
(TribunWow.com/Tiffany Marantika)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Kronologi Penyiraman Air Panas PRT di Bali: Gagal Temukan Gunting, Korban Disiram Bergiliran