Sementara itu, sesar keempat yakni berada di Parangtritis mengarah ke barat daya.
Berdasarkan analisa yang ia buat, ada kesimpulan sementara yakni terdapat empat sesar yang aktif ketika gempa mengguncang Yogya 2006 silam.
Adapun, sejumlah gempa kecil yang berpusat di sekitar Sesar Opak pascagempa besar 27 Mei 2006 antara lain gempa berkekuatan 3,4 SR pada 24 Maret 2008 pukul 22.18.
Gempa lainnya terjadi pada 21 Agustus 2010 malam dengan kekuatan 5,0 SR. Pusat gempanya sekitar 27 kilometer timur Sesar Opak.
Selain itu, pada tanggal 11 November 2011 juga terjadi gempa dengan kekuatan 3,0 SR.
Episentrum gempa berada di kedalaman 10 kilometer, sekitar 12 kilometer barat daya Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, atau pada posisi 7,98 Lintang Selatan-110,49 Bujur Timur.
Dalam artikel yang diterbitkan kompas.com pada 17 November 2011, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Yogyakarta Toni A Wijaya mengatakan, pusat gempa berasal dari sekitar Patahan Opak.
Ia menduga sesar atau patahan purba itu masih aktif. Meski demikian, kekuatan pada gempa-gempa yang ditimbulkan umumnya relatif kecil.
Informasi lainnya diperoleh dari warga yang merasakan secara langsung gempa mencekam tersebut.
Satu di antaranya wartawan Tribun Jogja yang kala itu masih menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berada di Kasihan, Bantul.
Menurut penuturannya, gempa tersebut terasa tidak hanya dengan goncangan secara horizontal, melainkan juga terasa bergelombang dengan gerakan vertikal.(*/berbagai sumber)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Gempa Jogja 2006 : Hari Ini 13 Tahun Lalu Sesar Opak Bergetar Picu Gempa Dahsyat di Bantul