TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Adanya insiden kapal PT Pelni KM Bukit Siguntang yang nyaris menabrak sebuah pulau kecil yakni Pulau Tukung yang berada di dekat Pelabuhan Semayang, Balikpapan pada Rabu (19/6/2019) sekitar jam 09.00, ditanggapi Kepala Pelni Cabang Balikpapan Yohannes Banne.
Kepala Pelni Cabang Balikpapan Yohannes Banne menjelaskan, kronologis proses kapal tersebut keluar dari pelabuhan Semayang, yaitu saat kapal hendak keluar dari pelabuhan.
Sekitar 40 meter saat nakhoda ingin memutar lurus kemudi untuk keluar dari pelabuhan, tiba-tiba kapal terbawa arus hingga masuk mendekati Pulau Tukung itu.
"Jadi terbawa arus itu kapal sehingga pantat kapal hampir mendekat Pulau Tukung itu," ungkap Kepala Pelni Cabang Balikpapan Yohannes Banne, Rabu (19/6/2019).
Kepala Pelni Cabang Balikpapan Yohannes Banne menjelaskan, pada saat itu angin dan arus memang sedang kencang-kencangnya, sehingga kapal pun bisa terbawa arus dan nyaris menabrak pulau kecil tersebut.
Saat ditanya apakah ada indikasi kelebihan muatan atau kelalaian nahkoda kapal, Kepala Pelni Cabang Balikpapan Yohannes Banne dengan tegas membantah adanya kelebihan muatan.
Pasalnya, jumlah penumpang yang diangkut tersebut masih sesuai dengan kapasitas penumpang, yakni 3.274 penumpang yang terdiri dari 1.682 penumpang lanjutan dari Nunukan.
Sedangkan 1.592 penumpang yang naik dari Balikpapan, sementara kapasitas maksimal penumpang yakni 3.325 penumpang.
"Gak ada over kapasitas kita, muatannya aja gak melebihi batas maksimal. Kapal itu tujuannya mau ke pare-pare, Sulsel," terangnya.
Kepala Pelni Cabang Balikpapan Yohannes Banne juga menambahkan, kondisi fisik nakhoda juga sehat dan kondisi kapal juga layak berangkat. Sehingga dirinya menilai, tidak ada masalah dengan kapalnya.