Ia berkeliling mencari rongsokan ke sudut kota. Bahkan, terkadang jalan kaki sampai Jalan Wonosari.
Hasil yang didapatkan tidak banyak.
Berkisar Rp 30 ribu per hari. Uang itu digunakan untuk kebutuhan hidup dan kesehatan.
Dukuh Bintaran, Moh Dwido mengatakan Sarmiskam sudah tinggal di kandang ternak sejak tahun 2010.
Sebelumnya, Sarmiskam merupakan warga Bintaran namun pernah tinggal di Magelang.
"Di Magelang sana bekerja sebagai tukang becak," kata dia.
Sarmiskam sebenarnya sudah memiliki istri. Namun telah lama berpisah. Mereka tidak dikaruniai anak.
Semenjak pulang dari Magelang, Sarmiskam menetap dan tinggal di kandang ternak.
"Sebatang kara. Bapak dan ibunya sudah meninggal semua," tuturnya.
Keponakan Sarmiskam, Tyan Sugiarno, mengatakan pamannya itu semenjak dari Magelang sudah lama berpisah dengan istrinya.
Ia tinggal sendirian. Karena tidak memiliki rumah dan tanah.
"Setelah dari Magelang tinggalnya disini, di kandang kambing," ujar dia menjelaskan.
Tinggal Sejak Tahun 2010
Sarmiskam merupakan warga asli Jambidan. Namun sebelumnya, ia sempat merantau dan tinggal cukup lama di Magelang.