TRIBUNNEWS.COM, JAILOLO - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat kembali menggelar kegiatan sejenis di Kabupaten Halmahera barat, Provinsi Maluku Utara (27/6/2019).
Kegiatan berlangsung dengan meriah ini mengusung tema Budaya dan Adat Sebagai Perekat Bangsa Membangun Perdamaian Indonesia ini dilaksanakan di lokasi Lapangan Festival Teluk Jailolo, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat dan merupakan bagian acara Festival Teluk Jailolo tahun 2019 .
Kabupaten Halmahera Barat 1 dari 24 kabupaten daerah tertinggal yang menjadi lokus Kemendes PDTT dalam bidang penanganan konflik sosial pada tahun 2019 melalui pendekatan harmoni budaya dan adat untuk membangun kerukunan dan perdamaian.
Selain kegiatan penguatan pranata adat, Ditjen PDTu juga menyelenggarakan forum dialog dengan unsur forkopinda dan tokoh di daerah melalui acara forum perdamaian.
Sebelum menuju tempat acara festival budaya dan adat di lapangan teluk jailolo, Dirjen PDTU kemendesa Ir. Rr.Aisyah Gamawati MM di damping Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik Hasrul Adyar, S.Sos MAP beserta rombongan dari Jakarta berkunjung istana kesultanan Jailolo dan di terima oleh Sultan Jailolo ahmad Abdullah syah dan permaisuri.
Acara pembukaan di awali laporan ketua panitia M. Syarif A. Ali kepala kesbangpol Halmahera barat. melaporkan, kegiatan Festival pranata adat berlansung pada tanggal 27 hingga 28 Juni 2019 yang merupakan ikhtiar Pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam rangka mendorong pembangunan yang berbasiskan adat istiadat dan kearifan lokal serta mempererat rasa kebersamaan, kekeluargaan, kegotongroyongan untuk mewujudkan bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa.
Bupati Halmahera Barat, Danny Missy mengucapkan terimakasih kepada Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa PDTT karena telah memilih Halmahera barat sebagai lokasi dilaksanakan kegiatan penguatan pranata adat tahun 2019 dan mengharapkan di tahun 2020 nanti ada bantuan berupa pakaian adat dan rehabilitasi Keraton Kasultanan Jailolo sebagai bentuk hadirnya pemerintah pusat di daerah dalam keikutsertaannya melestarikan adat istiadat dan budaya di Halmahera Barat.
Sedangkan Aisyah Gamawati, Dirjen Pengembangan Daerah tertentu dalam sambutan, sangat bangga dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat yang masyarakatnya hidup damai bergandengan tangan membangun Kabupaten Halmahera Barat.
"Keberhasilan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dalam meningkatkan pembangunan berkelanjutan tergantung kekompakan dan kerja sama seluruh elemen masyarakat dan Pemerintah," tutur Aisyah Gamawati.
Ia juga berharap, melalui kegiatan Festival Pranata Adat untuk perdamaian ini diharapkan dapat mewujudkan dan mengaktifkan kembali forum diskusi Desa untuk mewujudkan ketahanan sosial maupun ketahanan ekonomi.
Karena merupakan amanat nawa-cita pertama yaitu “menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara dan nawacita ke-3 yaitu “membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”.
“Beberapa capaian yang patut dapat apresiasi bersama karena Kabupaten Halmahera Barat telah dapat secara berkesinambungan menunjang aktivitas ekonomi masyarakat dan tentunya meningkatkan kualitas hidup masyarakat itu sendiri melalui dana desa yang beberapa Kabupaten berhasil mencapai penyerapan sebesar 100%”. Dalam rentan waktu 4 (empat) Tahun belakangan sudah tercatat beberapa pembangunan yang telah berhasil meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat dan tentunya meningkatkan kualitas hidup masyarakat," papar, Aisyah.
Aisyah Gamawati menambahkan bahwa Pranata Adat bertujuan agar semakin menumbuhkembangkan kecintaan keragamaan budaya yang dikemas dalam Bhinneka Tunggal Ika.
Festival yang diselenggarakan dari pagi hingga mala mini, diawali devile drumband balatyon 732 Banau di ikuti pawai suku-suku yang mendiami Halmahera seperti suku sahu, galela, ambon, tabaru, wayoli, pagu module dan lainnya.kemudian dilanjutkan atraksi tari-tarian dan seni tradional serta acara makan adat suku sahu untuk penjanbutan tamu.
Sementara itu, penanggungjawab acara Teguh Hermawan, S.IP kasubdit wilayah III, Direktorat Penanganan Daerah Pasca Konflik menjelaskan “Selain rangkaian acara festival pranata adat, akan dilaksanakan juga dengan kegiatan forum perdamaian yang ditujukan untuk mengaktifkan kembali penguatan lembaga kemasyarakatan desa atau lembaga adat desa sebagai mitra pemerintah desa dalam mendorong terciptanya pembangunan yang kondusif, menjaga ketahanan masyarakat dalam rangka harmonisasi sosial serta menjaga/merawat nilai, tradisi, identitas dan kearifan local” imbuh beliau.
Kegiatan Festival Pranata Adat dan Budaya untuk perdamaian dibuka dengan pemukulan Gong bersama-sama oleh Bupati Halmahera Barat, Dirjen Pengembangan Daerah tertentu dan tamu undangan VIP lainnya.