News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pendaki di Gunung Piramid

Thoriq Tewas Terperosok di Gunung Piramid, Ini Tips Agar Kita Selamat Saat Mendaki

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Momen terakhir Thoriq bersama teman-temannya saat mendaki Gunung Piramid, Bondowoso, Jawa Timur.

TRIBUNNEWS.COM -- Baru-baru ini pemberitaan media tengah dihebohkan dengan kasus pendaki bernama Thoriq Rizky Maulidan (14) yang ditemukan tewas saat mendaki Gunung Piramid Bondowoso, Jawa Timur

Kabar terbaru Thoriq hari ini, Sabtu (6/7/2019), petugas masih melakukan proses evakuasi jasad siswa SMP itu

Humas Wanadri melalui akun instagramnya menyebut Thoriq ditemukan di Gunung Piramid bagian Selatan dengan kondisi sudah tidak bernyawa.

Diduga Thoriq terjatuh dan terperosok lalu tersangkut batang pohon.

Baca: Mahfud MD: Polisi Sekarang Banyak yang Pandai Mengaji dan Berdakwah

Baca: Mauro Icardi Lebih Disukai Eks Presiden Inter Milan Dibanding Lukaku

Baca: Komentar Andy Murray Usai Duetnya dengan Serena Williams di Wimbledon 2019 Harus Tertunda

Baca: Marc Marquez Buka Suara Usai Unjuk Aksi Nikung Tajam di Jerman

Berkaca dari kasus tewasnya Thoriq saat mendaki gunung, ada beberapa tips aman mendaki gunung yang dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Simak 5 Tips Aman Saat Mendaki Gunung'

Mendaki gunung merupakan sebuah kegiatan luar ruangan yang menyenangkan, cukup menantang dan memacu adrenalin.

Walaupun cukup menantang, tampaknya kegiatan mendaki gunung cukup populer bagi kalangan masyarakat Indonesia.

Namun mendaki gunung sebaiknya tidak dianggap enteng.

Perlu persiapan khusus yang harus dilakukan para pendaki, terutama kondisi fisik dan mental yang bugar.

Menganggap remeh persiapan bisa berakibat fatal.

Jika Anda ingin mendaki gunung, cobalah simak tips aman mendaki gunung berikut ini.

1. Mengecek lokasi pendakian

Sebelum memulai pendakian Anda disarankan mengecek dahulu lokasi pendakian dan mengetahui jalur pendakian yang akan dilewati.

Apakah keadaan gunung saat itu dalam kondisi baik untuk didaki atau kondisi gunung siaga satu dan tidak layak untuk didaki.

Bertanya kepada teman yang sudah hafal jalur pendakian juga penting dilakukan agar kita lebih siap melewati medan.

2. Persiapan fisik dan mental sebelum mendaki

Mendaki gunung adalah kegiatan yang menguras banyak tenaga.

Selain karena medannya yang naik turun, terkadang cuaca di atas gunung tidaklah menentu.

Oleh karena itu persiapan fisik dan mental sangatlah penting.

Persiapan fisik bisa dilakukan dengan olahraga teratur minimal sebulan sebelum pendakian.

Dengan olahraga teratur, anggota tubuh akan terbiasa bergerak dan menghindari keram saat mendaki.

3. Membawa perlengkapan pendakian

Mendaki gunung ternyata bukanlah hal yang simpel.

Selain butuh persiapan mental dan fisik, persiapan alat pendakian juga harus diperhatikan.

Alat-alat yang biasanya dibawa adalah tenda, sleeping bag, sepatu hiking, jaket sesuai ketinggiannya, alat memasak, makanan dan minuman yang cukup, obat-obatan, dan lain sebagainya.

Jangan bawa barang yang tidak dibutuhkan. Jika membawa barang yang berlebihan dapat mengganggu perjalanan, misalnya tas yang dibawa menjadi tidak stabil.

Disarankan juga barang yang dibawa semuanya dimasukan ke dalam tas carrier dan hindari menenteng sesuatu.

Dengan tidak menenteng apapun, akan memudahkan tangan kita melakukan gerakan apapun untuk membantu mendaki atau menuruni gunung.

4. Kenali gejala AMS

AMS adalah Acute Mountain Sickness atau penyakit ketinggian di atas gunung.

Menurut gejala dan levelnya, AMS terbagi menjadi tiga bagian, yakni AMS ringan, AMS sedang dan AMS berat.

“Sebanyak 75 persen kasus yang ada, AMS biasanya terjadi pada saat pendaki memasuki ketinggian 3.000 - 4.000 mdpl. Gejala munculnya AMS biasanya muncul 12-24 jam setelah pendaki tiba di ketinggian tersebut,” ujar Mountain Guide di Indonesia Expeditions, Rahman Muchlis pada acara "Sharing Tips dan Pengalaman Mendaki Gunung di Atas 4.000 mdpl" di Consina Store Buaran, Jakarta, Sabtu (25/2/2017).

Gejala yang muncul biasanya berupa sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, sesak nafas, tidur terganggu, dan lain sebagainya.

Baca: Komentar Andy Murray Usai Duetnya dengan Serena Williams di Wimbledon 2019 Harus Tertunda

Baca: Pentingnya Imunisasi Pada Ibu Hamil, Ampuh Lindungi Tubuh Bayi Menghadapi Influenza

Baca: Diberi Kejutan oleh Krisdayanti, Respon Azriel saat Diajak Bercanda Putra Raul Lemos Jadi Perhatian

Solusi untuk mengatasi hal ini adalah pendaki harus tetap sadar dan tetap melakukan aktivitas ringan.

“Jangan mendaki ke tempat yang lebih tinggi, bila gejala semakin parah, disarankan untuk turun ke tempat yang lebih rendah,” ujar Rahman.

Mempelajari teknik-teknik aklimatisasi untuk menghindari gejala AMS juga sangat penting bagi pendaki.

5. Mengurus izin pendakian

Hal ini sangatlah penting ketika mendaki gunung.

Dengan mengurus izin pendakian, pendaki tersebut akan terdata oleh petugas setempat.

Hal ini sangat berguna apabila ada pendaki yang tersesat atau belum memberikan kabar sama sekali, petugas akan secara cepat bertindak.

Dalam data saat pendaftaran izin juga biasanya terdapat surat izin dokter dan tertulis riwayat penyakit di sana.

Dengan hal ini, petugas bisa dengan tepat membawa perlengkapan obat-obatan dan penanganan khusus apabila penyakit pendaki tersebut kambuh.

6. Berteduh apabila hujan turun

Seringkali cuaca di atas gunung cepat berganti tanpa kita sadari.

Pada pagi hari matahari bersinar sangat cerah, namun bisa saja siang hari hujan turun sangat lebat. Dalam hal ini para pendaki haruslah waspada akan pergantian cuaca ini.

“Apabila hujan turun secara tiba-tiba disaat mendaki, disarankan untuk berhenti sejenak dan mendirikan tenda sementara untuk berteduh. Hindari juga berteduh di bawah pohon tua yang rantingnya rapuh,” ujar salah satu pemandu gunung profesional, Fandhi Achmad kepada KompasTravel, Senin (24/4/17)

Kabar Terbaru Pemulangan Jasad Thoriq

Proses evakuasi jenazah Thoriq Rizky Maulidan (14), siswi SMP yang hilang di Gunung Piramid Bondowoso, Jawa Timur masih berlangsung, Sabtu (6/7/2019).

Evakuasi jasad Thoriq melibatkan 100 orang yang tergabung dalam Tim SAR sejumlah institusi.

Thoriq, remaja asal Desa Sukowiryo yang hilang saat mendaki Gunung Piramidkawasan pegunungan Argopuro, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, dipastikan tidak bernyawa saat ditemukan tim SAR pada Jumat (5/7/2019) siang.

"Medannya begitu sulit sehingga kami juga harus hati-hati dalam proses evakuasi jenazah," kata Wakapolres Bondowoso Kompol David Subagio di Posko SAR Gunung Argopuro, Sabtu.

Tim evakuasi tersebut terdiri dari Kepolisian, TNI, Wanadri, Basarnas, dan sejumlah relawan.

"Jadi tim yang melakukan proses evakuasi ini yang memiliki keahlian dalam bidang SAR," tambahnya.

Saat ini, tim sudah berada di lokasi kejadian, untuk melakukan proses evakuasi.

"Jadi lokasi penemuannya ini berada di kemiringan 75 derajat, untuk itu kita harus hati-hati," katanya. (Putra Dewangga Candra Seta)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Thoriq Tewas Diduga Terperosok Saat Mendaki Gunung Piramid Bondowoso, ini Tips Aman Mendaki Gunung,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini