Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung akan menginvestigasi sejumlah sumur milik warga di Kampung Babakan Jawa, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, yang warna airnya berubah sejak dua bulan terakhir.
Kepala DLH Kabupaten Bandung, Asep Kusumah, mengatakan pihaknya baru saja mendapat laporan dan akan langsung menurunkan petugas untuk mengetahui kejadian hitamnya warna air sumur milik warga.
"Supaya sesuai informasi, bakal dicek dalam waktu dekat," kata Asep melalui sambungan telepon, Selasa (8/7/2019).
Asep mengatakan, nantinya DLH Kabupaten Bandung akan memeriksa dan mengambil sampel air.
Sampel tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.
Jika hasil pemeriksaan membuktikan bahwa air tersebut positif mengandung limbah, maka Pemkab Bandung akan mencari pabrik yang sengaja membuang limbah langsung ke saluran air.
"Sampai sekarang kami belum bisa memastikan," kata Asep.
Warga Kampung Babakan Jawa, Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, mengeluhkan kondisi air sumur yang berubah warna menjadi hitam sejak dua bulan terakhir.
Pantauan Tribun Jabar di lapangan, Minggu (7/7/2019), kondisi tersebut terjadi tepatnya di lingkungan rukun warga (RW) 12.
Sebanyak 5 rukun tetangga (RT) terdampak pencemaran dari Sungai Cikijing yang melintang di Kampung Babakan Jawa.
Selain berwarna hitam pekat, kondisi air di sumur-sumur warga itu pun mengeluarkan aroma tidak sedap serta kerap kali mengeluarkan busa, sehingga warga tidak berani menggunakan air tersebut.
Dedeh (49), warga RT 1/2 Kampung Babakan Jawa, mengatakan bahwa sebelumnya kondisi air di sumurnya itu jernih dan setiap harinya digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari minum, mencuci, masak, hingga mandi.
Baca: Kesaksian Pengangkat Jenazah Sutopo Sebelum Dimandikan di Rumah Duka
Baca: Dua Pelaku Pembunuhan Karyawati PTPN IV Ternyata Masih Pelajar, Akui Sempat Setubuhi Korban
"Lihatnya saja sudah takut, apalagi digunakan. Bau airnya tercium sampai ke dalam rumah," kata Deden kepada Tribun Jabar di Kampung Babakan Jawa, Kabupaten Bandung, Minggu (7/7/2019).
Dedeh mengatakan, pada dua bulan lalu, perubahan kondisi air berubah secara berangsur, awalnya hanya mengalami perubahan keruh kecokelatan, namun saat ini menjadi warna hitam pekat dan berbau serupa lumpur selokan.
Ia mengatakan, pekan lalu ia menguras sumur sedalam tiga meter tersebut, dengan tujuan untuk menghilangkan air berwarna hitam itu.
Sayangnya beberapa jam kemudian air hitam kembali muncul memenuhi sebagian sumur.
"Malah yang sekarang lebih parah dari Minggu kemarin, dari jarak 30 meter sudah kecium. Dicoba disaring tetap saja," katanya.
Warga lainnya, Ai Taryati (55), mengatakan bahwa akibat hal tersebut, sejak dua bulan terakhir ini ia terpaksa mengeluarkan kocek lebih dalam untuk membeli air galon isi ulang untuk berbagai kebutuhan, seharga Rp 5 ribu setiap galonnya.
"Untuk satu bulan, bisa sampai 30 galon. Itu buat mandi, cuci beras, dan masak," katanya.
Ketua RT 1/12, Alan Sukawa (54), mengatakan bahwa kondisi terparah memang terjadi di lingkungan RT tersebut.
Dilaporkan, semua air sumur di rumah berubah warna, sehingga banyak warga beralih menggunakan air galon atau membuat sumur bor.
"80 kepala keluarga kena dampaknya, terjadi mulai dari musim halodo (kemarau)," kata Alan.
Permasalahan pencemaran limbah dari Sungai Cikijing, kata Alan, memang telah terjadi mulai dari tahun 1995 dan hingga saat ini belum ada upaya pencegahan baik dari pemerintah setempat atau pun pihak berwenang.
Ia mengatakan, sebelum air sumur milik warga tercemar, air yang diduga mengandung limbah dari Sungai Cikijing hanya mencemari lahan persawahan milik warga serta parit-parit kecil.
"Memang, tahun-tahun sebelumnya limbah itu sangat parah, sampai mengeluarkan gas. Tetapi tidak mencemari sumur, sekarang berbeda," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul DLH Kabupaten Bandung akan Investigasi Penyebab Air Sumur Menghitam di Rancaekek