Kanit Reskrim Polsek Sukawati, IPTU Gusti Ngurah Jaya Winangun mengatakan, kematian Pekak Tanggu bukan kasus pembunuhan.
Berdasarkan keterangan anak korban, kata dia, sehari sebelumnya korban sudah mengeluhkan tidak enak badan.
Baca: Mayat dalam Karung di Blora, Pelaku Pembunuhan Makan Disamping Jenazah Sebelum Buang Korban ke Hutan
Diduga karena kondisinya tidak bagus, ketika berjalan di atas parit, kakinya terpeleset.
Saat terpeleset ia terpelanting ke depan, lalu kepalanya membentur benda keras lalu tak sadarkan diri.
Dikarenakan saat itu korban pingsan dengan kepala terendam di air sehingga nyawanya tak tertolong.
“Tidak ada tanda kekerasan. Luka di wajah korban karena membentur benda keras saat terjatuh ke parit,” ujarnya.
Terkait barang bukti berupa belakas hingga gigi palsu, IPTU Winangun mengatakan benda tersebut milik korban.
“Belakas itu milik korban, bukan milik orang lain. Biasa lah, kalau petani ke sawah kalau gak bawa sabit, ya belakas, itu utuk kepentingan di sawah. Belakas biasanya untuk mencari buah kelapa, daun kelapa. Apalagi sekarang dekat hari raya,” ujarnya
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Mayat Wayan Tanggu Ditemukan Telungkup Kaku di Desa Ketewel, Kepalanya Terendam Air