Ia sempat berpesan agar anaknya tak pulang terlalu malam.
"Malam Senin mengabarkan mau pulang, sempat dichat jangan pulang malam-malam, ia mengabarkan lagi makan di warteg bersama temannya, lalu sekitar pukul setengah tujuh temannya mengantar sampai ke Botanic Square dari situ anak saya sempat mengabarkan lagi naik angkutan ke Ciawi," kata Enang.
Setelah dari Ciawi, kata Enang, ia kehilangan kontak dengan anaknya.
Hal itu yang menjadi misteri baginya.
Ia perkirakan kehilangan kontak dengan anaknya pukul 20.00 WIB.
"Di Ciawi yang menjadi misteri bagi saya hingga saya kehilangan kontak dengannya," kata Enang.
Hingga larut malam Enang diselimuti kecemasan, pasalnya anaknya selalu mengabari ke mana pun ia pergi.
Pagi harinya, Enang laporan ke Polres Cianjur.
Langkah tersebut ia ambil karena tak kunjung mendapat kabar dari anaknya.
"Baru sampai rumah, lalu datang polisi dari Sukabumi mengkonfirmasi, katanya menemukan korban pembunuhan dilihat dari sidik jari, namanya sama dengan anak saya, saya langsung lemas," kata Enang.
Enang mengatakan, setelah lulus dari D3 IPB anaknya saat ini bekerja di pabrik Pou Yuen sambil menunggu pendaftaran program sarjana di Universitas Juanda.
Ada Darah
Sebelumnya diberitakan warga di Sukabumi menemukan korban dalam kondisi tewas di pinggir jalan.
Mayat perempuan dalam keadaan nyaris telanjang ditemukan di Sukabumi, Senin (22/7/2019).