Saking begitu hebatnya letusan tersebut meninggalkan lubang menganga dengan diameter 5-10 km. Lubang menganga bekas letusan tersebut diberi nama kaldera sunda.
Di dalam kaldera sunda inilah terbentuk gunung baru, yaitu Tangkuban Parahu.
Proses terbentuknya gunung ini sama halnya dengan anak gunung krakatau yang lahir tahun 1927.
Demikianlah seiring berjalan waktu, hingga saat ini tercatat Tangkuban Perahu masih menunjukkan aktivitas vulkanik.
Sebagaimana pula terjadi hari ini, Tangkuban Perahu meletus mengalami erupsi.
Sejarah mencatat Tangkuban Parahu sudah beberapa kali meletus.
Namun, dalam kurun waktu hampir 200 tahun ini gunung Tangkuban Parahu tidak pernah meletus hebat.
Masih mengutip dari Kompas.com, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan letusan besar terakhir kali terjadi pada tahun 2013.
Arti Hujjatul Islam, Gelar yang Diberikan kepada Imam Al Ghazali dan Ibnu Taimiyah Ulama Besar Islam
Soal Bahasa Inggris Kelas 7 SMP Kurikulum Merdeka, Chapter 2 Unit 1 My Favorite Food Halaman 59 - 60
Ia memastikan dari tiga letusan yang terjadi dua letusan freatik di antaranya adalah letusan terbasar yang tercatat sejak tahun 1992.
Gunung Tangkuban Parahu meletus pada Senin (4/3/2013) dan Rabu (6/3/2013).
Berdasarkan data yang diterima PVMBG, pada tahun 2005 dan juga 2013 lalu, Gunung Tangkuban Parahu yang menjadi ikon pariwisata di daerah Bandung sempat menggeliat selama beberapa bulan.
Namun, aktivitas vulkanik tersebut hanya berupa embusan gas beracun di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau 1,5 kilometer dari pusat Kawah Ratu.
• Erupsi Gunung Tangkubanparahu Sudah Menurun, Material yang Menyembur Tinggal Gas dan Uap Air
"Yang terbesar terakhir itu tahun 1992 dengan ketinggian semburan material vulkanik 159 meter di atas Kawah Ratu," kata Surono.
Dijelaskan bahwa Erupsi Tangkuban Parahu dewasa ini tergolong fasa C (masih dalam tahap pembentukan/pertumbuhan gunung), berupa erupsi esplosif berskala kecil dan kadang-kadang diselingi oleh erupsi freatik.