Data tersebut setelah masuk ke dapodik diambil oleh badan pengelola data di Kemendikbud.
"Dari data tersebut ditentukan sekolah mana saja yang perlu dan tugas kami kemudian memverifikasinya. Tahun ini 325 lokal sekolah yang sudah kami verifikasi dan siap direhabilitasi," jelasnya.
"Untuk SDN Puspamulya kemungkinan datanya belum masuk, kemungkinannya ada masalah saat mengupload data ke dapodiknya," terang Opan Sopian.
Adapun kemungkinan lainnya, mungkin saja sudah masuk dapodik tapi terganjal kuota yang ditentukan dari kementerian jumlahnya terbatas.
"Kami berkali-kali menyampaikan ke UPT dan badan pengawas pembina setempat yang sekolahnya perlu direhabilitasi untuk memastikan data yang di entri benar-benar masuk ke sistem dapodik," tuturnya.
Dia menerangkan lebih lanjut sistem rehabilitasi untuk tahun ini di ambil berdasar entri data Juni 2018, kemudian untuk tahun selanjutnya diambil dari data Juni tahun ini.
Dia menyebut, beberapa menemukan kasus sekolahnya memang rusak parah tapi di sistem dapodik terdata rusak ringan.
"Jadi kesalahan-kesalahan seperti itu yang menjadi kendala. Minggu depan kami sudah masuk tahap koordinasi dengan pusat untuk program tahun depan, kemungkinan sekolah tersebut bisa kami ajukan," katanya.
Dia menambahkan pihaknya juga terus mengupayakan untuk kuota rehabilitasi tahunan agar terus bertambah sehingga rehabilitasi secara bertahap bisa semakin cepat.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Tak Hanya SDN Puspamulya, Ada Ribuan Sekolah Dasar Lainnya di Tasikmalaya yang Butuh Perbaikan, https://jabar.tribunnews.com/2019/07/31/tak-hanya-sdn-puspamulya-ada-ribuan-sekolah-dasar-lainnya-di-tasikmalaya-yang-butuh-perbaikan?page=all.