TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM - Tak hanya di rumah Wayan Ada, isak tangis terdengar di rumah Wayan Ariana, korban meninggal dunia di Sungai Warashina Perfektur Shizuoka Jepang.
Orang tua korban, I Wayan Sudani dan Ni Wayan Rustini tinggal di Waringin, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali.
Keduanya terus meneteskan air mata mengingat korban adalah anak satu-satunya.
I Wayan Sudani mengaku tidak menyangka bahwa peristiwa nahas akan menimpa anaknya.
Baca: Bisnis Prostitusi Berkedok Warung Kopi: Petugas Temukan Alat Kontrasepsi, PSK Dibayar Rp 150 Ribu
Mengingat dua jam sebelum kejadian korban sempat menelepon orang tuanya.
Wayan Ariana, menanyakan kabar orang tuanya saat manis kuningan.
Korban juga sempat mengimbau orang tuanya untuk melakukan rekreasi saat umanis kuningan.
"Saya disuruh rekreasi saat manis kuningan. Saat menelepon, ia sedang libur dan makan-makan bersama rekannya," kata Wayan Sudani, Selasa (6/8/2019).
Sedangkan ibunya, Ni Wayan Rustani mengungkapkan korban punya cita-cita bekerja sejak SMP.
Pada tahun 2016, ia berangkat ke Jepang sebagai buruh bangunan.
Wayan Ariana berangkat ke Jepang mengikuti jejak rekan-rekannya.
Sedangkan jenazah korban rencana akan dibawa ke rumahnya Jumat (9/8/2019) mendatang.
Baca: Pengakuan Serli Pacar Lain Prada DP: Dikunci Saat Menginap di Kamar Kos, HP Juga Dibawa Kabur
Biaya pengiriman jenazah korban disebut akan ditanggung pihak yayasan.
Keluarga berharap proses pemberangkatan jenazah berjalan lancar, tidak ada hambatan apapun.
Tewas Tenggelam
Seperti diketahui sebelumnya, kabar duka datang dari Jepang.
Dua warga Bali, Wayan Ada (21) dan Wayan Ariana (20), dilaporkan meninggal dunia setelah tenggelam terbawa arus Sungai Warashina Perfektur Shizuoka, Minggu (4/8/2019) waktu setempat.
"Seseorang kemarin melapor kepada polisi ada dua lelaki meloncat dari batu ketinggian, namun tak muncul lagi di sungai tersebut," ungkap sumber kepolisian kepada koresponden Tribunnews.com di Tokyo, Jepang, Senin (5/8/2019).
Sekitar satu setengah jam kemudian dua jasad kedua pria tersebut muncul ke permukaan sungai dan langsung dievakuasi masyarakat setempat serta pihak kepolisian yang berdatangan.
Keduanya dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit karena tenggelam.
Keduanya dilaporkan sedang bermain bersama temannya di sungai itu.
Namun pihak kepolisian Jepang masih terus mengusut penyebab kematian Wayan Ada dan Wayan Ariana tersebut.
Dari penelusuran Tribun Bali, kemarin, kedua korban diketahui berasal dari Desa Pempatan, Rendang, Kabupaten Karangasem.
Wayan Ada merupakan warga Banjar Pempatan dan Wayan Ariana dari Banjar Waringin. Diduga, keduanya tengah mengikuti magang di Jepang.
Dilaporkan, kejadian berlangsung sekitar pukul 14.20, Minggu (4/8/2019), di sungai yang berada dekat Kota Iwaba.
Baca: Misteri Kematian Pasangan Selingkuh Mulai Terkuak, Pelaku Ternyata Masih Kerabat Suami Korban
Mereka bermain di sungai itu bersama 10 teman lainnya yang juga melakukan barbeque.
Seorang penduduk setempat, Kitagawa (63), mengungkapkan sungai tersebut cukup dalam sekitar 3 meter dan cukup membahayakan.
"Oleh karena itu sekolah dasar di dekat lokasi tersebut melarang para muridnya berenang di lokasi bahaya tersebut karena sudah pernah ada korban sebelumnya," terangnya.
"Saat kejadian kemarin ada sekitar 50 orang mengunjungi sungai tersebut bermain-main di sana," tambah Kitagawa.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul 2 Jam Sebelum Tewas di Sungai Warashina Jepang, Wayan Ariana Sempat Telepon Meminta Hal Ini