Perban masih menutupi tubuhnya, termasuk sebagian wajah, telinga, dan lehernya.
Baca: BREAKING NEWS: Kerusuhan Manokwari, Gedung DPRD Papua Barat Dibakar Massa
Tangannya masih diinfus. Selang oksigen juga masih menempel di bagian hidungnya.
Sambil menahan sakit, Aris mengatakan, ia sama sekali tak merasa dendam dengan pengunjuk rasa yang melemparkan kantong berisi bensin ke arah mereka sehingga tubuh mereka terbakar.
"Kami sudah maafkan mereka. Ini sudah bagian dari tugas," kata Aris terbata-bata, sambil berusaha tersenyum, saat ditemui Tribun Jabar di RSHS, kemarin.
Arta Martha Simanjorang, ibunda Aris, yang sepanjang hari kemarin menemani anaknya di RSHS, mengatakan hal senada.
Ia mengatakan, apa yang menimpa anaknya adalah cobaan yang diberikan Tuhan.
"Kami yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kami di kemudian hari. Kami dari keluarga juga sudah memaafkan. Kita, kan, punya Tuhan. Aris juga mengatakan, beberapa saat setelah tersambar api, ia sempat memanjatkan Doa Bapa Kami dan Salam Maria. Kami Katolik," kata Arta.
Arta mengatakan, Aris, putra keduanya, baru lima bulan dilantik menjadi personel Polri.
Sejak dirawat di RSHS, kata Arta, tak seorang pun diizinkan membesuk.
Ia berharap pihak rumah sakit bisa memberikan izin jika ada yang ingin membesuk putranya.
"Biar Aris bisa didoakan supaya cepat pulih," ujarnya.
Akibat sambaran api, Aris menderita luka bakar hingga 40 persen.
Rekannya, Bripda Yuda Muslim, kemarin juga masih dirawat intensif di RSHS.
Dari empat polisi yang mengalami luka bakar saat mengamankan unjuk rasa mahasiswa di depan kantor Pemkab Cianjur, Kamis (15/8/2019), hanya Aris dan Yuda yang dirujuk ke RSHS.
Baca: Desainer Kondang dari Bali Ni Luh Djelantik Kaget Namanya Diprediksi Masuk Bursa Menteri Jokowi