Ia juga tak mampu mandi dan makan sendiri.
"Kalau lagi tenang biasanya suka bercanda dengan adiknya ngobrol juga suka masih nyambung meski agak lama jawabnya," ujarnya.
Menderita Gangguan Mental
Kepala Desa Babakansari, H Junaedi mengatakan bahwa Rizki mengalami gangguan mental.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah desa pernah memasukan ia ke untuk sekolah di SLB, namun itu tak berjalan mulus.
Di tengah perjalanan, orang tuanya memutuskan Rizki berhenti sekolah.
Baca: Kisah di Balik Kelakuan Ganjil Rizki, Bocah yang Setiap Hari Mencari Ular dan Kodok
"Kebetulan di Desa Babakansarj ada yayasan, dan di dalamnya ada SLB, saya tak tau apa alasan orang tua Rizki malah memberhentikan anaknya sekolah," katanya.
Camat Sukaluyu, Supiandi, mengaku telah mengetahui bahwa ada seorang anak di Desa Babakansari yang gemar menggigit hewan termasuk ular berbisa.
Ia mengetahui hal tersebut setelah mendapat laporan dari kepala desa setempat.
"Anak ini memang memiliki keterbelakangan mental, bahkan kata ibunya sendiri anak ini suka katak dan ini kami sangat prihatin," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengagendakan dengan organisasi masyarakat yang kebetulan mempunyai akses untuk melakukan pengobatan terhadap Rizki.
"Insya Allah kami akan memfasilitasi supaya anak itu bisa direhabilitasi hingga bisa sembuh normal seperti anak seusianya," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Setelah Kejang-kejang Rizki Jadi Aneh, Tertawa Bila Ular yang Ia Gigit Mati, Ngamuk Jika Dilarang, https://jabar.tribunnews.com/2019/08/20/setelah-kejang-kejang-rizki-jadi-aneh-tertawa-bila-ular-yang-ia-gigit-mati-ngamuk-jika-dilarang?page=all.