Laporan Wartawan Tribun Jogja Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Dinas Perhubungan DIY meminta evaluasi kendaraan pengangkut wisatawan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Selain dinilai mahal dari sisi tarif, load factor dari bus tersebut juga tidak banyak.
"Kami sudah mengirimkan surat untuk evaluasi bus KSPN ini. Surat ini saya layangkan langsung kepada direkturnya, " jelas Kepala Dishub DIY, Sigit Sapto Raharjo, Jumat (23/8/2019).
Dia memaparkan, evaluasi ini lantaran bus DAMRI ini dirasakan mahal dan tidak efektif jika ditinjau dari sisi load factor.
Menurut Sigit, ada tiga rute yang dilayani bus DAMRI ini di antaranya adalah jurusan Candi Prambanan-Borobudur kemudian Bandara YIA-Borobudur dan Pantai Parangtritis-Borobudur.
Bus tersebut, ujar Sigit sudah beroperasi hampir dua bulan yang lalu.
Namun, karena biayanya mahal hampir Rp 90 ribu sekali perjalanan membuat peminatnya tidak banyak.
"Selain mahal, bus tersebut tidak berhenti di sepanjang jalan. Penumpangnya cuma dua orang satu minggu, ini perlu dievaluasi, " ulasnya.
Sigit memberikan masukan terkait dengan operasional bus ini.
Dikatakannya, akan jauh lebih efektif jika bus tersebut bisa berhenti di titik-titik tertentu.
Dia mencontohkan, trip Prambanan-Borobudur bisa dipisah menjadi sembilan trip, sehingga penumpang tidak harus mengeluarkan biaya banyak dan harus turun di Magelang.
"Misalnya dari Prambanan bisa turun di Adisucipto, kemudian di terminal Jombor, Tempel, Salam, muntilan. Atau yang dari pantai Parangtritis bisa lewat Palbapang kemudian ke park and ride di Gamping, Jombor, " jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Penumpang Cuma Dua Orang Dalam Seminggu, Dishub Minta Operasional DAMRI Dievaluasi