TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Serangan hama tikus meresahkan petani Desa Grantung Kecamatan Karangmoncol Purbalingga.
Bagaimana tidak, akibat serangan hama itu, petani tidak bisa menikmati hasil panen dalam setahun terakhir ini.
Ranto, satu di antara petani bernasib malang di desa itu.
Mata pencahariannya terganggu karena serangan hama tikus yang kian mengkhawatirkan.
Ia bahkan sudah hampir 3 tahun tidak menggarap sawahnya karena setiap tahun tidak bisa menikmati hasil panen.
Ia berhasil panen terakhir tahun 2014 saat hama tikus belum separah sekarang.
Keberadaan hama tikus bukan hanya membuat petani gagal menikmati panen.
Harga jual sawah garapan di Grantung pun semakin turun karena produktivitas lahan menjadi berkurang.
Sementara perkembangbiakan tikus begitu cepat hingga berbagai upaya petani untuk membasmi hama itu tak maksimal.
Ranto berharap, kerjasama masyarakat atau petani, di antaranya melalui kegiatan gropyokan efektif untuk membasmi hama itu.
"Berkembang biak tikus yang cepat, sehingga diperlukan kerjasama petani dan masyarakat dalam pembrentasan hama tikus,” katanya.
Sekdes Grantung, Ahmad Sukirno mengatakan, serangan hama tikus membuat petani merugi.
Hasil panen tak berimbang dengan ongkos produksi.
Bahkan, sebagian petani tidak panen sama sekali karena serangan hama itu.
Serangan itu bahkan semakin menjadi.