Namun tiba-tiba ada kelompok dalam jumlah yang lebih banyak datang dari segala penjuru sambil membawa senjata tajam dan melakukan tarian perang.
Kelompok yang baru datang tersebut menyerang serta memprovokasi aparat TNI dan Polri yang sedang berjaga.
"Pada saat proses negosiasi itu sedang berlangsung, muncul kurang lebih sekitar ribuan masyarakat dari berbagai macam penjuru dengan membawa sajam dan panah," ujar Dedi.
Dedi juga mengatakan bahwa polisi menduga kelompok yang tiba-tiba menyusup merupakan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Penyerangnya diduga terindikasi kelompok KKB," ungkap Dedi ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu.
Baca: BERITA TERBARU Kontak Senjata di Papua, 2 Warga Sipil Tewas karena Luka Tembak dan Anak Panah
Baca: Spesifikasi SS1 V2, Senjata TNI yang Dirampas Massa Saat Aksi di Deiyai Papua
Massa lalu menembak aparat TNI-Polri.
Hingga Rabu malam waktu setempat, polisi menyebut bahwa kondisi sudah aman dan kondusif.
Dalam insiden tersebut, sebanyak 10 pucuk senjata api milik TNI AD dirampas.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Kapolda Papua Irjen Pol Rudolph A. Rodja.
"Massa merampas sekitar 10 pucuk senpi sambil melakukan penembakan ke arah petugas TNI dan Polri yang sedang melakukan pengamanan unjuk rasa yang pada awalnya damai," kata Rudolph.
Rudolph menambahkan, personil yang menjaga unjuk rasa membalas dengan tembakan ke arah massa yang membawa senjata api.
“Personil yang menjaga unjuk rasa lalu membalas tembakan ke arah massa yg membawa senpi,” jelas Kapolda, Rudolf A Rodja.
(Tribunnews.com/ Renald)