Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Butuh waktu lima jam untuk menembus hutan Cigemblong dan mendaki bukit Cibotol menuju Desa Wangunjaya Kecamatan Cigemblong, Kabupaten Lebak dari Kota Rangkasbitung, pada Sabtu (31/8/2019) lalu.
Di Desa itu bermukim 161 warga yang memiliki akta kelahiran dari 1.790 jumlah penduduk dan bermata pencaharian sebagai petani dan tingkat pendidikan cukup rendah.
Mengingat jarak yang cukup jauh dari pusat Kota Lebak membuat desa ini cukup tertinggal, tim IKI dengan mobil avanza hanya berani menempuh sampai ke Desa Pasir Eurih, sekitar 3,5 jam dari alun-alun Lebak.
Demikian peneliti IKI, Swandy Sihotang mengenang perjuangan para relawan IKI, lembaga yang dipimpin Rikard Bagun kepada Tribunnews.com, Senin (2/9/2019).
Melihat kondisi jalan dan atas saran teman dan warga, maka lebih baik naik gojek saja.
Selain masih cukup jauh, kondisi jalanan juga cukup rusak dengan tanjakan-tanjakan tajam.
Tim Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI) pun memesan ojek.
Cukup kaget saat mendengar biaya satu ojeknya Rp 250 ribu menuju lokasi.
Baca: Tarif Baru Ojek Online Mulai Diterapkan di Seluruh Indonesia, Catat Besarannya
Tawar menawar harga pun terjadi hingga akhirnya sepakat Rp 100 ribu persatu ojek.
Ditempuh 1,5 jam perjalanan dengan kondisi jalan yang bikin nyali ciut berulang-ulang, sambil mencoba menikmati indahnya alam ciptaaan Tuhan, akhirnya sampai juga di desa Wangunjaya.
Kades Wanghunjaya Jaro Maman sudah menanti bersama Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lebak, H Ujang Bahrudin dan yang lainnya.
“Baru kali ini ada pelayanan dokumen kependudukan di desa ini yang langsung dari kabupaten. Ini pun berkat kerjasama dengan Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI) dan difasilitas semuanya oleh IKI,” ucap H Ujang Bahrudin, seperti dikutip dari keteragan tertulis IKI kepada Tribunnews.com, Senin (2/9/2019).
Mengingat jauhnya lokasi di pedalaman Lebak,dan tidak ada jaringan signal HP maka petugas Dukcapil kesulitan untuk mencetak dokumen kependudukan saat itu juga.
Padahal peralatan elektronik beserta penguat sinyal sudah dibawa. Namun tim masih kesulitan untuk mencetak dokumen kependudukan secara langsung.
Baca: Remaja 13 Tahun di Lebak Diduga Dirudapaksa Sebelum Dibunuh
Ada salah satu bukit namanya bukit Cibotol yang terdapat sinyal, sekitar 2 km dari desa.
Atas inisiatif warga desa diatas bukit ini dibangun menara antena kecil beberapa waktu yang lalu.
Oleh karena itu peralatan kantor dukcapil dibawa juga kesana.
Percobaan pencetakan dokumen akta pun akhirnya dilakukan sampai pukul 22:00 WIB, dengan penerangan seadanya melalui mesin genset yang dibawa dari desa.Hingga Minggu (2/9/2019) pukul 03.00 subuh, signal yang diharapkan mampu mencetak dokumen, tidak juga mencukupi walaupun sudah menambah alat penguat signal.
Akhirnya mau tidak mau dengan menggotong genset dari bukit ke mobil, tim yang sudah 5 jam kedinginan yang luar biasa dipuncak bukit cibotol akhirnya kembali ke desa.
Rencananya pagi harinya akan dibagi dengan 2 tim. Tim pertama, untuk loket pelayanan dan satu tim lagi kembali ke bukit untuk memprint.
Mengingat kekuatan sinyalnya kurang full, maka tetap dokumen tidak dapat dicetak hari itu juga.
Kepala Desa Wangunjaya Jaro Maman, sangat senang dengan kehadiran IKI yang mendukung tim dukcapil Lebak.
“Penduduk disini banyak sekali yang belum punya dokumen kependudukan termasuk yang belum perekaman KTP. Oleh karena itu saya sangat bersyukur IKI dan Dinas Dukcapil melakukan pelayanan keliling seperti ini, sehingga masyarakat kami bisa mendapatkan dokumen kependudukan seperti akta lahir, KK, dan KTP”, ujarnya.
Pada hari kedua, kembali loket dibuka. Warga pun tetap masih cukup banyak yang hadir, walaupun tidak sebanyak hari pertama.
Loket dibuka sampai pukul 12.00 siang.
Baca: Bandara Soekarno-Hatta Hadirkan Ruang Instagramable Bernuansa Pariwisata Lebak Banten
Mendengar kabar bahwa Tim yang ada dibukit tidak juga menghasilkan dapat signal yang cukup untuk mencetak onlin.
Akhirnya pelayanan hari kedua ditutup dengan makan siang di rumah Kepala Desa.
Semua berkas akan dibawa ke Kantor Capil di Lebak untuk dicetak, dan akan kembali lagi ke desa ini untuk membagikan kepada penduduk desa.
"Ada sekitar 400 an berkas yang dihasilkan dalam 2 hari pelayanan keliling hasil kerjasama IKI dengan Dukcapil Kab. Lebak," kata Swandy Sihotang.