TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Pasca kecelakaan maut di tol Cipularang yang menewaskan delapan orang, hingga Selasa (3/9/2019) hari ini masih diberlakukan rekayasa lalu lintas contra flow.
Contra flow ini dilakukan dari Jalan Tol Cipularang arah Bandung menuju Jakarta mulai Km 96 hingga Km 90 +200.
Pantauan Tribunnews.com, pukul 10.30 WIB, contra flow ini dilakukan karena petugas kepolisian dan Dishub masih melakukan olah TKP di lokasi kejadian tepatnya di KM 92.
Terlihat puluhan petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan sedang mempersiapkan olah TKP.
Belasan jurnalis dari berbagai media juga berada di lokasi untuk meliput.
Sementara itu, 20 kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun sudah dievakuasi dari badan jalan.
Baca: Mengenal Anjing Malinois Belgian yang Menewaskan ART di Cipayung, Tipe Anjing Pemburu yang Ganas
Baca: Viral, Pakai Mukena dan Sajadah, Emak-emak Ini Salat di Tengah Jalan Raya Sampai Dijaga Anggota TNI
Contra flow ini menggunakan satu lajur jalan tol arah Jakarta Bandung sepanjang 6 km.
Kendaraan dari arah Jakarta - Bandung sedikit tersendat karena pengendara berjalan perlahan di sekitar lokasi kecelakaan maut.
Secara keseluruhan, perjalanan dari arah Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya pada Selasa siang ini lancar.
Perjuangan Pasutri untuk Selamat
Sementara itu suami istri bernama Subhan (43) dan Mani (39) harus melewati perjuangan berat untuk ke luar dari truknya yang nyaris terjun ke jurang sedalam 20 meter di KM 91+200 Tol Cipularang, Senin (2/9/2019).
Subhan membawa truk pengangkut pasir merah dari Cianjur ke Karawang Timur.
Truk yang dimilikinya adalah satu dari 21 kendaraan yang mengalami tabrakan beruntun.
Subhan juga rekan dari Dedi (50), sopir truk yang mengalami rem blong dan terguling kemudian jadi penyebab kecelakaan maut di Tol Cipularang.