Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku prihatin atas kecelakaan maut yang terjadi di Tol Cipularang.
Diketahui, delapan orang meninggal dalam kecelakaan beruntun tersebut.
Baca: Kecelakan Maut Tol Cipularang, Kisah Perjuangan Pasutri Selamatkan Diri dari Bibir Jurang
Budi Karya Sumadi pun memerintahkan Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiadi bersama KNKT untuk mengevaluasi insiden tersebut.
"Kami prihatin atas kejadian itu dan memang harus ada evaluasi yang mendasar. Oleh karenanya, saya menugaskan Dirjen Darat dan KNKT untuk evaluasi selain hal-hal yang sudah terlihat kasat mata yang tidak taat aturan dan sebagainya," ujar Budi Karya Sumadi di Kantor Kemenkopolhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).
Budi Karya Symadi juga meminta pihaknya untuk bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menganalisis terkait masalah alignment jalan.
Baca: Contra Flow di Tol Cipularang Arah Jakarta - Bandung Diberlakukan Sepanjang 6 Km
Budi Karya Sumadi sendiri mengatakan pihaknya membutuhkan setidaknya satu minggu atau sepekan untuk mengetahui penyebab utama kecelakaan tersebut.
"Mungkin kita butuhkan kalau yang berkaitan dengan teknis, struktural, kita butuhkan paling tidak satu minggu untuk menganalisis apa yang terjadi. Karena yang sering terjadi (kecelakaan) di KM 90 ini kita harus evaluasi," tutur Budi Karya Sumadi.
Kronologi
Kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan terjadi di kilometer 92 Tol Purbaleunyi, Senin (2/9/2019) sekitar pukul 12.30 WIB.
Delapan orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Dirgakkum Korlantas Mabes Polri Brigjen Pol Pujiyono Dulrachman menjelaskan, kecelakaan beruntun tersebut bermula dari kecelakaan tunggal dump truck yang terbalik di Kilometer 92.
Kemudian, saat ada empat kendaraan mengantre menunggu evakuasi dump truck yang terbalik, ada dump truck bermuatan tanah yang hilang kendali karena rem blong.
"Dump truck bermuatan tanah itu menabrak empat kendaraan yang tengah mengantre," kata Pujiyono.