Gibran kemudian mengungkap alasan perlunya masuk ke politik.
Gibran mengatakan, ia sudah terjun ke dunia usaha sejak 2010 lewat bisnis katering hingga kuliner.
Sebagai pengusaha, ia dituntut untuk menekuni program corporate social responsibility (CSR).
"Tapi kalau dipikir-pikir sebesar apapun dana CSR itu, ratusan juta, miliaran rupiah, itu tidak akan menyentuh banyak orang," kata Gibran saat bincang-bincang media Jokowi dan keluarga, di Cafe Green Garden, Istana Bogor, Sabtu (8/12/2018) dikutip dari Kompas.com.
Jadi, kata dia, jika ingin membantu lebih banyak orang, maka pilihan satu-satunya adalah terjun ke dunia politik.
Sebab, politisi dan pejabat publik bisa membuat kebijakan merakyat yang bisa membantu banyak orang.
"Karena pengusaha yang sukses itu harus ada yang namanya pengembalian ke masyarakat. Jadi harus ada yang namanya pengabdian ke negara dan itu menurut saya sodaqoh. Menurut saya, pengusaha bisa jadi politikus tapi politikus belum tentu bisa jadi pengusaha," ucapnya.
Baca: Calon Wali Kota Solo, Spanduk Gibran Rakabuming Bertebaran, Kaesang Pangarep Beri Respon Begini
Gibran pun berpesan kepada anak-anak muda tidak boleh apatis dalam memandang politik.
Menurut dia, anak muda harus memiliki pandangan politik meskipun tak harus berpolitik.
"Berpolitik lah ketika Anda sudah mapan secara mental dan ekonomi," kata Gibran.
Masuk Bursa Survei Calon Wali Kota
Gibran ramai diperbincangkan masuk ke politik saat namanya muncul dalam survei yang dilakukan Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo yang dipublikasikan pada akhir Juli 2019 lalu.
Survei tersebut dilakukan di 96 titik lokasi dengan 8 responden di masing-masing titik.
Survei menguji tiga kategori, yaitu popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas.