Sanggar ini beranggotakan warga Bali di Eropa dan warga setempat
Sanggar ini rutin keliling membina untuk kegiatan belajar megambel, menari dan workshop di sejumlah negara di Eropa.
“Mungkin saja karena saya begitu getol memberi materi melatih kesenian Bali dianggap mampu menumbuhkan rasa Bali, hubungan saya dengan orang Bali di sana mampu mengembalikan kultur budaya kita mesti jauh dari tanah kelahiran," kenangnya.
Ia menambahkan, “Saya ajarkan sedikit demi sedikit mengenal budaya sambil sembahyang di pura , akhirnya mereka banyak yang merasa rindu menjalankan kultur Bali, mereka penuh kesadaran kalau ke pura sangat bersemangat dan bangga, dengan waktu yang singkat, ada yang membawa makanan masing-masing, kita makan megibung, luar biasa, hingga kita membentuk Banjar di Eropa," terangnya.
Ia mengatakan di sana benar-benar disiplin, tepat waktu, serta saling menghargai.
“Orang bule di sana pun banyak yang tertarik masuk Hindu melalui proses sudiwidani. Ya, kita terima saja, itu yang terjadi, keeratan menyama braya sangat dirasakan," tuturnya.
Setelah 23 tahun menetap di luar Bali dan kini dibutuhkan oleh keluarganya yang ada di Bali, ia pun memutuskan untuk pulang kampung.
Ia pulang ke Bali tahun 2018 lalu.
“Saya merasa sudah cukup berada di luar negeri. Selain alasan keluarga, orangtua sudah tiada, akhirnya saya memilih pulang ke Bali, 2018 lalu."
"Saya mengajak istri dan anak-anak ke Bali. Anak-anak lahir di Belgia, tentu awalnya tidak mudah beradaptasi, dan astungkara sekarang sudah bisa menyesuaikan dengan kehidupan di Bali," katanya.
Walaupun menetap di Bali, kini ia masih tetap berkesenian.
Dirinya mengembangkan seni genggong yang merupakan kesenian asli Sesetan.
Selain itu, dirinya juga menggarap seni gambut atau gambelan mulut dengan aplikasi Looper. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul 23 Tahun Berkesenian di Belgia, Seniman Bali Agus Wardana Kini Pilih Menetap di Bali, https://bali.tribunnews.com/2019/10/08/23-tahun-berkesenian-di-belgia-seniman-bali-agus-wardana-kini-pilih-menetap-di-bali?page=all.