Menurut Zulkfili, dua kejadian teror sebelum ini menunjukkan masyarakat yang memiliki paham radikal memang ada.
Bahkan, lanjutnya, keberadaan mereka sudah dipetakan oleh Badan Intelijen Negara (BIN).
"Saya kira harus hati hati dan saya kira BIN ya kita dan juga aparat keamanan lainnya betul betul memang harus mengantisipasi segala kemungkinan."
Baca: Mabes Polri Selidiki Kabar Penangkapan Pasutri Muda Terkait Jaringan Teroris di Cianjur
"Ada di Papua, ada di Maluku, ada di Sumatera utara harus hati hati," tutur dia.
"Jadi saya kira ini perlu perhatian, apalagi dalam situasi seperti ini kan kita perlu stabilitas."
"Oleh karena itu kan partai partai juga sekarang intensif untuk komunikasi, paling tidak kita satu visi satu pandangan agar menjaga stabilitas dan juga memajukan Indonesia gitu," imbuhnya.
4. Ada rencana teror di Bali
Istri RMN, D, tengah menyusun rencana melancarkan aksi teror di Bali saat ditangkap beberapa jam pasca-aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu.
"Di dalam jejaring komunikasi media sosialnya, mereka (D dan terduga teror lainnya) berencana melakukan aksi terorisme di Bali," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, Kamis, dikutip dari Kompas.com.
Baca: Imbas Bom Polrestabes Medan, Polrestabes Surabaya Pertebal Pengamanan, X-Ray & Rolling Gate System
Dedi menerangkan, rencana teror tersebut akan dilakukan bersama seorang pria berinisial I.
Yang mengagetkan, I merupakan narapidana perkara terorisme yang saat ini ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II, Kota Medan, Sumatera Utara.
Dedi pun mengungkapkan D cukup aktif di media sosial dan pernah berkomunikasi lewat Facebook dengan I.
"Yang bersangkutan (D) cukup aktif di media sosial dan secara fisik sudah pernah berkomunikasi lewat Facebook (dengan I)," terang dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Taufik Ismail, Kompas.com/Dewantoro/Achmad Nasrudin Yahya)