"Pola preventif ini akan melatih sikap responsif serta menguatkan sikap “autokontrol” terhadap penyimpangan di masyarakat yang bermuara pada sebuah ancaman. Indonesia yang berdemokrasi Pancasila membuka ruang diskusi bagi siapapun," katanya.
Namun, kata dia untuk memaknai kebebasan dalam berdemokrasi adalah kebebasan yang memiliki nilai-nilai kebangsaan seperti tanggung jawab sosial dan gotong royong.
Latihan kader wawasan kebangsaan diikuti sekitar 400-an peserta dari berbagai organisasi kepemudaan, para pelajar, serta lintas komunitas di Yogyakarta.
Respon positif disampaikan peserta, salah satunya Harjuno dari ketua FKPPI kota Yogyakarta.
Menurutnya forum ini dapat membangkitkan semangat moral dan disiplin antar elemen masyarakat yang selama ini kurang solid.
“Saya merasa soliditas antar sesama organisasi kemasyarakatan kembali kuat setelah terjadi perbedaan fiksi bahkan konflik ketika di lapangan.”
Kolonel Zaenudin mendukung kemajuan kecerdasan intelijensi sebagai bagian dari digitalisasi kehidupan.
Baca: Cara BRI Mendidik Generasi Muda Lewat Literasi Keuangan
Ia meyakini apapun kemajuannya, identitas ke-Indonesia-an tidak akan tergeser jika tanggung jawab menjunjung tinggi etika, budaya dan moral diletakkan menjadi tanggung jawab dan kesadaran kolektif.
Menurut mantan Kepala Penerangan Kodam IV Diponegoro ini, disiplin & moral adalah salah satu kunci merawat karakteristik Indonesia sebagai bangsa yang majemuk, sebagaimana para pendiri bangsa meletakkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai falsafah bangsa.