Namun Murni (25) istri Ishar yang juga disambar petir mengalami luka parah bahkan sempat ditanam dalam kubangan lumpur.
Menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam yang diyakini sebagai penghilang setrum atau bisa petir.
Hal senada disampaikan Siti Yulinar (24) yang juga terkena sambaran petir.
Hingga saat ini Siti Yulinar masih tergeletak karena sebelah tangannya bagian kanan masih tak berdaya akibat setrum petir.
Selain itu, Siti Yulinar juga tampak shock akibat sambaran petir.
Menurut Siti, petir berbentuk bola api dan menyear menyambar bagian atas rumah mereka.
Akibatnya, semua kabel lisrik mereka menghitam akibat sambaran petir.
”Pokoknya kaya api menyambar, kabel listrik kami gosong semua dan bagianatas rumah,” ujar Siti terbata-bata.
Para korban petir semuanya masih shock atas musibah yang menimpa mereka.
Tiga rumah yang menjadi sasaran setrum alam ini berada di bagian dalam Desa Danau Tras jalur tembus Desa Kuta Cepu, Kecamatan Simpang Kiri.
Di lokasi ini terdapat tiga rumah berderatan serta satu bagian depan. Umumnya rumah di daerah ini merupakan penduduk tidak mampu. Kini, satu dari empat rumah berdekatan telah rata dengan tanah setelah dihantam setrum alam sore tadi.
Baca: Peringatan Dini BMKG: Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Hari Ini, Selasa 29 Oktober 2019
Seperti diberitakan, sebanyak empat warga di Desa Danau Tras, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam menjadi korban setrum petir yang terjadi, Jumat (22/11/2019) sore.
Selain melukai warga, satu unit rumah di desa tersebut musnah terbakar setelah diambar petir yang terjadi di tengah hujan deras tersebut.
Pantauan Serambinews.com, satu unit rumah yang terbakar adalah milik Muhammad Sabdaruddin (40) alias Rois.