Memang sengaja saya datang dan tidak meminta bayaran," paparnya.
Dituturkannya, sekitar 11 kali ia dipanggil dalam acara untuk menghibur anak-anak setiap bulannya.
"Kalau sedang beruntung setiap kali menghibur bisa dapat Rp 300 ribu.
Tapi saya tidak pernah mematok tarif.
Anak-anak dan keluarga juga mendukung cita-cita saya untuk terus menghibur anak-anak," tambahnya. (bud)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Mr Broto Jadi Guru dan Badut Panggilan, Tak Ingin Disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, https://jateng.tribunnews.com/2019/11/26/kisah-mr-broto-jadi-guru-dan-badut-panggilan-tak-ingin-disebut-pahlawan-tanpa-tanda-jasa?page=2.