Bahkan, katanya, Masjid itu juga dimanfaatkan untuk salat Tarawih di bulan Suci Ramadhan oleh warga setempat dan pekerja kopi.
“Masjid ini Insya Allah sangat terbuka untuk pengelolaan dan pembinaannya, agar ibadah di dalamnya lebih maksimal,” kata Puang Busli dalam rilis yang diterima Tribun, Rabu (27/11/2019).
Puang Busli memang memiliki kebun kopi di tengah hutan Desa Bontoloe, Kecamatan Bontolempangan itu.
Kebun kopinya bernama Nirmala Bukit Celebes.
Dia memperkejakan 28 karyawan yang tiap hari bekerja mengolah kebun kopi jenis Arabica ini.
“Alhamdulillah bisa membantu warga desa untuk menjadikannya mata pencaharian,” ungkapnya.
Masjid yang dinamakan warga sekitar sebagai masjid 12 kubah ini ditempuh kurang lebih 2,5 jam dari Kota Makassar.
Pasca viralnya di Media sosial, sang pendiri masjid memilih untuk membatasi komunikasi dengan wartawan ataupun pengunjung.
Pembangunan masjid ini lanjut dia, ikhlas lillahi ta’ala untuk ibadah.
Puang Busli menyayangkan jika disalahtafsirkan untuk tujuan lain, apalagi sampai pada tuduhan radikal.
Gandeng DPD Wahdah Islamiyah Gowa Pengelolaan Masjid
Puang Busli akan menggandeng dan menjalin kerja sama dengan Dewan Pimpinan Daerah Wahdah Islamiyah (DPD WI) Gowa.
Kerja sama itu dilakukan dalam pembinaan jamaah dan pemaksimalan fungsi masjid ini.
Puang Busli pun menyambut baik tawaran DPD WI Gowa, yang akan mengutus Da’i untuk pengelolaan masjid tersebut.