TRIBUNNEWS.COM - Viral sebuah video yang memperlihatkan murid-murid Sekolah Dasar (SD) sedang berada di ruang kelas tanpa dampingan guru.
Video tersebut diunggah pengguna Twitter bernama @radityapj, milik Raditya PJ, pada Jumat (22/11/2019).
Ruang kelas itupun hanya dilengkapi dua meja, sebuah papan tulis warna hitam yang ditempel di tembok, dan sebuah lemari sudah tidak layak pakai.
Di ruang kelas sebelahnya, kondisipun tidak jauh berbeda.
Hanya saja, ruang kelas tersebut dilengkapi kursi-kursi untuk belajar siswa.
Anak-anak berseragam putih-merah tampak berkumpul di ruang kelas meskipun tidak ada guru yang mengajar.
"Muridnya ada, gurunya ga ada.. Meja ada, kursi ga ada.." tulis Raditya.
Video yang diunggah Raditya, itupun mengundang perhatian warganet.
Banyak yang merasa prihatin melihat kondisi sekolah tersebut.
Hingga Jumat (29/11/2019), unggahan tersebut telah di-retweet 25,8 ribu kali dan disukai 31 ribu orang.
Saat dihubungi Tribunnews.com, Raditya menyebutkan sekolah tersebut tepatnya berada di antara Kecamatan Ngadu Ngala dan Kecamatan Paberiwai.
Raditya juga sempat menyatakan di kolom komentar unggahannya bahwa SD tersebut berada di Sumba Timur.
Dilansir Pos-Kupang.com, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur, Yusuf Waluwanja, menyatakan sekolah yang viral di media sosial itu benar berlokasi di Sumba Timur, Selasa (26/11/2019).
Tepatnya, di SD Praipajurung ya terletak di Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur.
Raditya menceritakan, ia datang ke SD tersebut saat melaksanakan kegiatan bagi-bagi buku gratis dalam rangka gerakan literasi nasional.
Bangunan sekolah tersebut tampak standar, sama seperti sekolah pada umumnya.
Hanya saja, menurut Raditya, dalam bangunan sekolah itu tidak dilengkapi fasilitas belajar yang memadahi.
"Ya sekolah standar, ada bangunan tapi di dalamnya tidak ada apa-apa," ujar Raditya saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (28/11/2019).
Namun, Raditya menjelaskan, saat itu, dirinya hanya sempat melihat dua ruang kelas dalam sekolah tersebut.
"Saya cuma lihat kelas 1 dan kelas 2 saja, soalnya langsung lanjut ke sekolah lain," terang Raditya.
Saat mengunjungi sekolah tersebut, Raditya mengaku tidak melihat guru di ruang-ruang kelas.
"Nggak ada gurunya," kata Raditya.
"Ada kepala sekolah tapi ya tidak mengajar," jelas dia.
Raditya mengatakan, dia sudah sering menemui sekolah-sekolah seperti SD Praipajurung di daerah-daerah luar Jawa.
Meski begitu, Raditya menyebutkan anak-anak di sekolah tersebut selalu bersemangat untuk pergi ke sekolah.
"Sekolah-sekolah di luar Jawa memang jarang ada gurunya, tapi anak-anaknya selalu semangat ke sekolah," kata Raditya.
Klarifikasi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur
Dilansir Pos-Kupang.com, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur, Yusuf Waluwanja, telah mengonfirmas bahwa SD yang sempat viral di media sosial itu adalah benar di Sumba Timur.
Sekolah tersebut merupakan SD Praipajurung yang terletak di Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur.
Yusuf yang didampingi Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur Dominggus Tamu Ama menjelaskan, SD Praipajurung merupakan sekolah kecil dengan jumlah siswa saat ini sebanyak 60 orang murid.
Terdapat enam guru yang mengajar di sekolah tersebut, yaitu sebanyak empat guru ASN dan dua guru honorer.
Selain itu, ada pula pegawai administrasi.
Menurut Yusuf, sekolah tersebut sudah memiliki jumlah tenaga pengajar yang cukup.
Namun ia mengakui, sarana dan prasarana sekolah memang sangat terbatas.
"Keterbatasan fasilitas sarana-prasarana sekolah ini bukan hanya di sekolah itu tapi di semua sekolah di Kabupaten Sumba Timur," tandasnya.
Sebelum menjadi viral di media seosial twiter sekolah ini juga sempat bermasalah.
Saat itu, kepala sekolah SD Praipajurung diketahui tidak aktif sehingga pihaknya mengambil tindakan menggantikan kepala sekolah itu.
"Sebelum kita ganti kepala sekolah, kepala sekolah yang lama kita berikan peringatan agar aktif menjalankan tugas, tapi beliau tidak mengikuti arahan dan teguran dari dinas, sehingga kami menggantinya," ungkap Yusuf.
Terkait video viral itu, Yusuf mengatakan, pihaknya sudah memanggil kepala sekolah yang baru itu untuk melakukan konfirmasi terkait adanya video viral di media sosial.
Kepala sekolah mengaku, saat pengambilan video itu dirinya berada di sekolah.
Namun guru-guru yang lain memang sedang tidak ada.
"Kemarin juga disampaikan tidak ada guru di saat pengambilan video itu."
"Kalau video itu diambil satu minggu terakhir ini, memang banyak guru-guru yang sedang mengikuti Porseni HUT PGRI di Waingapu," ungkap Yusuf.
Ketika ditanya terkait apakah semua guru di sekolah ikut Porseni, Yusuf mengatakan bahwa tidak semua guru mengikuti Porseni.
Sebab, menurut Yusuf, saat ada kegiatan Poreseni, kegiatan belajar mengajar tidak diliburkan.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Pos-Kupang.com/Robert Ropo)